Thursday, December 26, 2024
HomeMiliterKisah MiliterOperasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta

Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta

Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta – HobbyMiliter.comPada tahun 1957, keadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat terancam. Muncul dua bibit pemberontakan yang didasari atas kekecewaan beberapa golongan masyarakat dan perwira militer di daerah terhadap kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat yang kala itu berkedudukan di Jakarta.

Pemberontakan pertama diawali di daerah Sumatra Barat, dimana diumumkan sebuah gerakan yang bernama Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat PRRI yang dipimpin oleh seorang perwira militer, Letnan Kolonel Ahmad Husein. PRRI yang menyatakan diri memutus hubungan dengan pemerintah pusat Republik Indonesia menyatakan bahwa mereka menguasai wilayah barat dan tengah pulau Sumatra.

Seolah tidak mau kalah, sekelompok masyarakat yang juga terdiri dari kalangan perwira militer di daerah Sulawesi Selatan juga mendeklarasikan bahwa mereka bersimpati atas perjuangan yang dilakukan oleh kelompok PRRI dan mendeklarasikan berdirinya kelompok lainnya yakni Perdjuangan Rakyat Semesta atau disingkat Permesta.

Kelompok ini kemudian dipimpin oleh seorang perwira militer yang juga berpangkat Letnan Kolonel, yakni Letnan Kolonel H.N Ventje Sumual, salah satu perwira yang berperan besar dalam serangan umum 1 Maret di Yogyakarta. Permesta menyatakan diri mendukung perjuangan yang dilakukan PRRI, dan oleh karena kesamaan maksud dan tujuan, menyatakan diri memutus hubungan dengan pemerintah pusat Republik Indonesia.

BACA JUGA :  Menunggu Kelahiran Skadron Udara 27

Sebagai reaksi atas dideklarasikannya dua kelompok perlawanan terhadap pemerintah pusat RI, Jakarta menyiapkan kekuatan militernya yang masa itu masih sangat muda usianya, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, untuk memulai rangkaian operasi militer gabungan dalam rangka menumpas gerakan separatis yang oleh pemerintah pusat disebut sebagai “Saudara Sebangsa Setanah Air yang Mbalelo” tersebut. 

Kala itu, tidak dapat dipungkiri juga bahwa kondisi dan keadaan yang ada membuat pemerintah pusat RI lebih fokus untuk melaksanakan pembangunan di wilayah pulau Jawa, yang memicu timbulnya kecemburuan sosial dari daerah lain bagian dari Republik Indonesia yang berada di luar pulau Jawa.

Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. Allen Pope Didepan Pesawat B-26 Yang Digunakan Oleh AUREV.
Operasi Haik, Campur Tangan CIA Dalam Pemberontakan PRRI dan Permesta. Allen Pope Didepan Pesawat B-26 Yang Digunakan Oleh AUREV.

Menariknya, kedua pemberontakan ini rupanya berhasil menarik perhatian negara adikuasa Amerika Serikat, yang kemudian memberikan dukungannya secara sembunyi – sembunyi, dengan cara mengirimkan berbagai persenjataan dan menyediakan pelatihan militer bagi pemuda yang tergabung dalam Angkatan Perang Permesta. Selain memberikan bantuan persenjataan dan pelatihan dalam pembentukan Angkatan Perang Permesta, Amerika Serikat rupanya juga memprakarsai berdirinya Angkatan Udara Revolusioner atau AUREV yang kemudian menjadi sayap militer matra udara dari pemberontakan PRRI dan Permesta ini.

Nah, kali ini, tim hobbymiliter akan menampilkan sepenggal kisah tentang bagaimana lembaga intelijen Amerika Serikat, yakni CIA dalam mendukung berjalannya pemberontakan PRRI dan Permesta ini. Sebagai catatan tambahan, keberadaan serta keberlangsungan operasi CIA ini hingga detik ini masih tidak diakui secara resmi oleh pemerintah Amerika Serikat.

BACA JUGA :  Iran Tuduh Arab Saudi Bom Kedutaannya Di Yaman

Operasi Haik, Upaya Mendukung Lahirnya AUREV

Secara politis, Operasi Haik didasari oleh sebuah pola pikir bahwa di mata lembaga intelijen Amerika Serikat, CIA, presiden Republik Indonesia kala itu, yakni Sukarno, sudah “terlalu dekat dengan komunisme” bahkan dicurigai “telah berubah menjadi seorang yang komunis”. Dan beberapa pihak di lembaga intelijen milik negeri Paman Sam tersebut menyimpulkan bahwa solusi terbaik untuk mengembalikan Sukarno ke “jalur pemikiran politik yang benar” alias demokrasi, adalah dengan membuat Sukarno bertempur melawan kekuatan Komunis yang kala itu dekat dengan Sukarno dan cenderung mendominasi perpolitikan Indonesia.

Untuk memuluskan rencana ini maka digunakanlah suatu kesempatan manakala timbul pemberontakan dari kalangan oposisi yang “demokratis” di daerah – daerah diluar pulau Jawa terhadap kebijakan – kebijakan pemerintah pusat Republik Indonesia yang cenderung merugikan daerah dan pro terhadap kubu komunis.

Secara teknis, dilancarkannya operasi Haik memiliki tujuan untuk membantu kelahiran apa yang oleh pihak pemberontak disebut sebagai Angkatan Udara Revolusioner atau disingkat AUREV, yang merupakan sayap militer matra udara yang dimiliki oleh PRRI dan Permesta. Kekuatan fisik AUREV pada masa itu cukup untuk dijadikan lawan tanding bagi kekuatan AURI yang ketika itu masih berusia muda. Secara umum, kekuatan fisik AUREV terdiri dari pesawat pembom B-26 Invader, serta pesawat tempur P-51 Mustang.

BACA JUGA :  Tangkal Efek Brexit, Jerman dan Prancis Akan Berbagi Pesawat dan Pangkalan Udara
Armada P-51D Mustang AURI
Armada P-51D Mustang AURI

Sejak tahap awal berlangsungnya pemberontakan PRRI dan Permesta, AUREV menjalankan setiap misinya dengan bantuan anggota yang bukan saja dari orang Indonesia sendiri melainkan juga orang dari Amerika Serikat, serta sekelompok orang Polandia.

Khusus untuk kelompok pengawak yang saya sebut terakhir, yakni kelompok orang Polandia, mengalami penyusutan jumlah anggota akibat beberapa orang yang kemudian memilih untuk berhenti menjadi pilot AUREV segera setelah pemberontakan dilaksanakan. Selain beranggotakan campuran orang Indonesia dan orang Amerika-Polandia, AUREV dipimpin oleh seorang perwira asal Indonesia yakni Kolonel Muharto.

Kelahiran AUREV cukup banyak dipengaruhi oleh operasi Haik ini, dimana AS melalui tangan CIA, mengirimkan beberapa unit pesawat tempur dan pembom dengan dukungan pelatihan dan pengawak yang juga berasal dari AS. Lebih lanjut diketahui bahwa selain AS, operasi Haik juga didukung oleh beberapa negara yang kala itu menjadi sekutu AS di kawasan Asia-Pasifik.

Tak tanggung-tanggung, beberapa pilot AUREV mendapatkan backing khusus dari CIA, urusan transportasi senjata dan pasukan AUREV juga di back-up oleh armada pesawat C-46 Commando milik AU Taiwan (Republic of China Air Force / ROCAF), kemudian untuk urusan patroli maritim dan angkut taktis amfibi AUREV mendapat dukungan dari armada pesawat PBY Catalina milik AU Filipina (Philippine Air Force) kala itu. 

Kristian Prasetyo Lobo
Kristian Prasetyo Lobohttps://www.facebook.com/Achtung.sniper
Just an ordinary person who loves diecast and military related-stuffs. Enjoy my writings as you enjoy your daily delicious food. Wanna put some suggestion? Don't hesitate to comment on my posts or you can sending me message on my facebook profile. ^^

2 COMMENTS

  1. Bung Karno main gila dengan komunis. Belum 10 tahun PKI berontak nikam dari belakang di Madiun, ehh, dia mau rangkul lagi. Ngundang begal residivis masuk rumah jadi tamu bahkan anggota keluarga kesayangan lagi. Apa gak geram itu banyak perwira AD (dan juga golongan agama) di daerah utamanya yang dulunya mati matian mereka menumpas PKI di Madiun? Bung Karno dulu dianggap banyak kalangan main api di tengah tumpukan jerigen bensin. AS melihat ini sebagai kesempatan. Menyokong para perwira di daerah tadi, kalo bisa sampai mendongkel Bung Karno yang ngasih angin PKI, musuh besarnya sebagai pentolan kapitalis. Ibarat nasi panas ketemu sambal terasi, klop sudah. Wlau akhirnya “pemebrontakan” ini gagal karena sebagian besar militer “setia” (sampai 1965 tentunya, selewat itu tau sendiri sudah habis sabarnya barangkali liat “cinta kasih” BK kepada PKI) kepada Bung Karno. Dan AS yang ketangkap basah bantuin PRRI/Permesta akhirnya malu sendiri bahkan “diperas” tentara kita sampai “ikhlas” jualan Hercules, AR-15/M16 dan spare part alutsista buatan mereka untuk kita. Kejadian ini boleh lah disebut “blessing in disguise” untuk kita. AS sejak itu gak berani lagi terang terangan “main kayu” sama kita, tapi ganti peran main halus main belakang dengan kekuatan anti komunis di negara ini hingga BK tumbang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

Sejarah-Kerajaan-Mataram-Kuno (Medium)

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Agraris Di Pulau Jawa

0
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Agraris Di Pulau Jawa - HobbyMiliter.com -Tahukah Kamu, kalau Indonesia juga pernah punya kerajaan agraris yang subur makmur? Adalah...

Recent Comments