EA-18G Growler, Pesawat Tempur Australia Spesialis Peperangan Elektronik – HobbyMiliter.com. Sudah sejak lama, peperangan elektronik dilakukan oleh manusia. Mulai dari penerjunan pelat pelat logam oleh Inggris untuk menipu jaringan radar Jerman di penghujung perang Dunia 2, pelacakan emisi gelombang radar SA-2 Suriah di Lembah Be’kaa oleh Israel.
Hal itu menyebabkan posisinya diketahui dan dihancurkan hingga pembajakan seluruh spektrum gelombang radio Angkatan Bersenjata Irak di Perang Teluk oleh EC-130 H CompasCall (C-130H yang diimodifikasi) dan kemudian diisi oleh musik heavy metal sehingga Angkatan Bersenjata Irak kehilangan kemampuan komunikasi dan koordinasi. Lha bagaimana mau berkomunikasi, setiap kali menyalakan radio, di gelombang apapun, isinya cuma hingar bingar musik heavy metal saja.
Pesawat jammer dan peperangan elektronik menjadi penentu berhasil tidaknya membuka akses menuju pertahanan lawan. Sistem yang dibawa pesawat bisa mengacaukan kekuatan deteksi yang telah dibangun musuh.
Di dalam suatu pertempuran, elemen yang pertama kali akan digerakkan adalah pesawat tempur pembuka akses menuju pertahanan lawan. Salah satu tugas pesawat ini adalah menghancurkan fasilitas lawan yang dapat memantau situasi dan kondisi musuh.
Pesawat ini juga berfungsi ganda memantau pergerakan pasukan dari pihak penyerang. Membutakan mata dan telinga musuh pada kesempatan pertama, serta mengacaukan kemampuan komunikasi dan koordinasi musuh.
Hanya saja, kendala utama dalam misi penghancuran ini adalah karena lawan telah menyiapkan seperangkat alat deteksi yang bisa menyium kedatangan pesawat-pesawat dari pihak penyerang. Bertolak dari kendala inilah kemudian dipergunakan konsep jamming yang artinya melakukan gangguan terhadap sistem pengindraan lawan.
Pada saat penyerangan, pesawat-pesawat jammer akan bergerak bersama pesawat pembom dikawal oleh pesawat tempur. Pesawat jammer akan melakukan pemindaian daerah frekuensi kerja lawan dan melakukan Electronic Attack (EA) untuk memandulkan sistem penginderaan lawan.
Pesawat Electronic Attack juga menyebabkan fasilitas rudal pertahanan udara tidak berfungsi dengan benar sehingga armada laut kawan juga dapat memberikan bantuan serangan menggunakan cruise missile.
Rudal ini dipandu oleh satelit, pesawat Airborne Warning and Control System (AWACS) atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pre-programmed way points yang memungkinkan rudal terbang secara autonomous menuju sasaran yang telah ditentukan dengan melewati titik titik koordinat yang sudah ditentukan sebelumnya.
Pesawat Jammer Generasi Awal
Pesawat jammer mutlak merupakan suatu kebutuhan. Karena satu-satunya wahana perang yang dapat melakukan penetrasi ke daerah pertahanan lawan dengan cepat adalah pesawat terbang. Generasi awal pesawat jammer dikembangkan oleh Amerika Serikat (AS) dengan memproduksi EA-6B Prowler (EA = Electronic Attack) yang merupakan turunan dari A-6 Intruder. Purwarupa Prowler pertama kali diterbangkan pada 25 Mei 1968 oleh AL AS (USN). Setelah itu tidak kurang dari 70 pesawat sejenis telah dibangun untuk memperkuat kekuatan udara AS.
Pengembangan terakhir EA-6B Prowler adalah versi Increased Capability III (ICAP III) dengan kemampuan yang ditambah. Yakni pada sistem jamming taktis, alat penerima untuk mengidentifikasi dan menentukan posisi suatu pemancar perang elektronika (pernika) di bumi.
Juga pada alat penerima komunikasi satelit untuk memberikan informasi sensor dan pelayanan akses ke saluran komunikasi militer. ICAP III dilengkapi sistem distribusi informasi multifungsi Link 16. Yakni saluran data link standar militer.
Setelah mengabdi lebih dari 20 tahun, EA-6B Prowler telah diistirahatkan pada 2015. Dengan berjalannya program pensiun tersebut, AS menilai perlu adanya pesawat pengganti yang lebih baik dari EA-6B Prowler. Terutama ditinjau dari segi kecepatan, maneuverability, perlindungan diri dan kecepatan dalam mencari dan menghancurkan rudal Surface-to-Air Missile (SAM). Tentu saja dengan tidak mengurangi kemampuan utamanya dalam Airborne Electronic Attack (AEA).
Dari kajian yang telah dilakukan, setidaknya terdapat tiga alternatif pengganti pesawat EA-6B. Yakni EA-6BC (varian baru dari EA-6B), F/A-18G Super Hornet untuk Electronic Warfare (EW) dan Joint Strike Fighter (JSF) F-35C versi jammer.
Kemunculan EA-18G Growler berawal dari kajian Analysis of Alternatives (AoA) Joint Airborne Electronic Attack (JAEA) yang dibentuk Departemen Pertahanan (DoD) AS pada Januari 2000. Tim yang dipimpin AL AS ini bertugas mengkaji dan memberikan saran dalam rangka penggantian pesawat EA-6B yang mulai menua karena atrisi dan airframe limit. Pelaksanaan program penggantian direncanakan awal 2010. Kajian difokuskan kepada kemampuan AEA dalam rangka mencapai air superiority dalam Suppression of Enemy Air Defenses (SEAD) pada rentang waktu 2010-2030.
Hasil kajian menyimpulkan, bahwa EA-18G adalah satu-satunya alternatif pengganti EA-6B. Kesimpulan ini berdasarkan karakter aslinya sebagai pesawat tempur yang mampu lepas landas dan mendarat di atas kapal induk. Pesawat mempunyai kemampuan taktis dasar pesawat F/A-18F Super Hornet dilengkapi kemampuan EA ICAP III EA-6B Prowler.