HobbyMiliter.com – AGM-88 HARM, Rudal Anti Radar Andalan NATO. Langkah awal untuk melakukan operasi serangan udara ke objek darat, yaitu menghancurkan peralatan radar serta objek berbasis elektronik merupakan target utama untuk disingkirkan terlebih dahulu.
Menghancurkan fasilitas radar, khususnya radar pertahanan udara yang memiliki kemampuan GCI (Ground Control Intercept) memang harus secepatnya disingkirkan, karena radar inilah yang berfungsi sebagai ‘penuntun’ bagi pesawat tempur lawan, terlebih lagi kemampuan radar GCI sebagai penghubung IFF (Identification Friend or Foe) dengan berbagai macam sistem senjata pertahanan udara jarak jauh (rudal/kanon) serta pertahanan udara terminal (pesawat tempur).
Melihat betapa vitalnya fasilitas radar lawan untuk secepatnya disingkirkan pada langkah awal peperangan, maka dibutuhkan alutsista khusus yang mampu membinasakan sang radar. Pada umunya, radar sebagai fasilitas strategis pastinya diberikan perlindungan secara berlapis, mulai dari berbagai macam arhanud hingga penggunaan jammer anti rudal. Dan pada sejarah perkembangannya, semenjak terjadinya Perang Vietnam sudah banyak berseliweran alutsista yang dikatakan sebagai rudal anti radar, atau berlabel anti radiation missile.
Rudal antiradar berfungsi untuk melenyapkan fasilitas elektronik milik lawan, mulai dari fasilitas radar peringatan dini (EWR), radar pengendali penyergapan (GCI), radar penjejak rudal anti pesawat, radar sistem pengendali rudal anti pesawat hingga radar sistem pengendali artileri anti pesawat.
Tanpa adanya campur tangan rudal anti radar, maka operasi udara akan menghabiskan banyak waktu, cukup sulit, serta kemungkinan akan mengalami banyak kerugian akibat hancurnya armada pesawat dan personel. Maka dari itu, sebelum perang sesungguhnya dilancarkan, perlu untuk menyingkirkan fasilitas deteksi serta kendali yang dimiliki oleh musuh.