HobbyMiliter.com – Beda Persepsi Antara KSAU dan Menhan Tentang Pesawat Angkut Berat. Beda pendapat dalam rencana pengadaan alutsista memang sering terjadi. Contohnya dalam rencana pengadaan pesawat angkut berat untuk keperluan TNI AU, jika Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu pada bulan Januari 2017 sudah menyatakan untuk mendatangkan 5 unit Airbus A400M Atlas seharga US$2 miliar, tapi sebaliknya dari pihak TNI AU melalui KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan kalau mereka akan mendatangkan C-130J Super Hercules.
Kedua pernyataan yang bertolak-belakang itu memang memunculkan tanda tanya. Pendapat Menhan Ryamizard mengenai pengadaan Airbus A400M Atlas pertama kali diberitakan dalam situs Janes.com di awal bulan Januari 2017. Lalu tanda-tanda pembelian semakin diperkuat setelah pada tanggal 6 April 2017, 1 unit Airbus A400M milik AU Inggris (RAF/Royal Air Force) melaksanakan kunjungan perkenalan di Lanud Halim Perdanakusuma. Dan berita yang terakhir dan terdengar agak aneh, Indonesia sudah menandatangani surat minat (Letter of Intent) pengadaan pesawat angkut berat militer pabrikan Airbus Military, A400M Atlas. Hal ini disusul dengan kunjungan resmi Presiden Prancis, Francois Hollande ke Jakarta pada bulan Maret 2017.
Dikatakan aneh, karena Surat Minat pada A400M Atlas itu ditandatangani oleh Pelita Air, mewakili konsorsium BUMN Indonesia. Indonesia mempunyai beberapa BUMN yang bergelut pada penerbangan komersial berjadwal maupun sewa, yaitu PT Garuda Indonesia dan PT Pelita Air Service (anak perusahaan dari PT Pertamina). Lantas apakah Airbus A400M malah diperuntukkan sebagai pesawat kargo? Walupun ada kemungkinan demikian, tentunya agak rancu, mengingat pada dasarnya A400M merupakan pesawat angkut berat yang biasa difungsikan angkatan udara. Selain Negara Perancis, negara yang memakai Airbus A400M adalah militer Belgia, Jerman, Luxemburg, Spanyol, Turki, Inggris, dan Malaysia.