HobbyMiliter.com – Nasib Kapal Induk HTMS Chakri Naruebet milik Thailand. Selain dianggap bisa menimbulkan efek gentar, sosok kapal induk juga sebagai simbol supremasi armada maritim dari suatu negara. Indonesia dengan letak geografis yang memiliki ribuan pulau, pada dasarnya memerlukan peran sebuah kapal induk, baik untuk mendukung pertempuran maupun misi lainnya. Kalau dilihat dari kemampuan, rancangan kapal induk yang cocok untuk Indonesia adalah kapal induk helikopter atau Landing Platform Helicopter (LPH). Walaupun pada dasarnya mumpuni untuk memiliki kapal induk, tapi pada kenyataannya tidak gampang untuk menerjunkan kapal induk, apalagi jika anggaran pertahanan yang minim.
Kehebatan kapal induk milik AL Thailand (Royal Thai Navy) HTMS Chakri Naruebet dapat dijadikan gambaran, apalagi Thailand sampai saat ini menjadi satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang menggunakan kapal induk. Lebih tepatnya kapal induk ini dibeli dalam kondisi baru. Chakri Naruebet yang bisa diartikan “Demi Kehormatan Dinasti Chakri,” sudah mengalami penuruan yang cukup drastis dikarenakan terbatasnya anggaran pertahanan. HTMS Chakri Naruebet pada dasarnya adalah kapal induk yang bisa membawa pesawat tempur (aircraft carrier), yaitu pesawat tempur jenis V/STOL, pesawat yang mampu lepas landas secara vertikal atau melalui landasan pacu yang cukup pendek, dan juga helikopter. Sehingga kapal induk ini difasilitasi dengan ski-jump, yaitu landasan pacu yang berujung melengkung ke atas. Awalnya digunakan untuk mengoperasikan satuan gabungan dari pesawat tempur Sea Harrier “Matador” V/STOL serta helikopter S-70 Seahawk (dalam perang anti-kapal selam).
Berbekal flight deck yang berukuran 174,6 x 27,5 meter, HTMS Chakri Naruebet mampu mengangkut 6 pesawat AV-8S Matador V/STOL plus 4 hingga 6 helikopter S-70B Seahawk. Selain itu, Chakri Naruebet juga bisa membawa hingga 14 helikopter tambahan, yang terdiri dari gabungan Sikorsky Sea King, Sikorsky S-76, dan CH-47 Chinook. Sedangkan hanggarnya hanya cukup untuk menampung sekitar 10 pesawat.