Indonesia telah merintis pengembangan roket semenjak tahun 60-an. Walaupun rancangan roket produksi Dalam Negeri belum Nampak eksis dalam kancah militer, tapi perlahan-lahan mulai Nampak hasilnya, yang artinya sudah digunakan oleh TNI. Salah satu contohnya yaitu R-Han (Roket Pertahanan) 122 mm. Roket ini merupakan jenis balistik bersistem dari permukaan ke permukaan. Jika dilihat dari kalibernya, roket hasil pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhan RI ini memiliki kaliber yang sama dengan roket yang digunakan RM70 Grad milik Korps Marinir TNI AL. Keduanya memiliki jarak tembak sekitar jarak 20-an Km, tetapi untuk R-Han 122 mm dapat menghajar targetn berjarak 24 Km dengan sudut peluncuran 50 derajat.
Kalau dilihat sejarahnya, roket R-Han 122 adalah hasil pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) dari roket D-230 bertipe RX 1210, yang mempunyai kecepatan maksimal 1.8 Mach. Mulai tahun 2007 ketika Kemristek membentuk kelompok D230 yang bertugas mengembangkan roket dengan diameter 122 mm dan berjarak jangkauan 20 kilometer. Prototipe pertama D-230 ini dipesan oleh Kemhan dalam rangka memperkuat program seribu roket. Pemerintah menyusun Konsorsium Roket Nasional yang diketuai oleh PT Dirgantara Indonesia (DI).