Latar Belakang Pemberontakan G30S/PKI 1965 – HobbyMiliter.com – Pada tahun 1965, Indonesia mengalami peristiwa yang sangat bersejarah yang kemudian dikenal sebagai Pemberontakan G30S/PKI 1965 atau Gerakan 30 September (G30S). Peristiwa ini memiliki dampak yang mendalam pada politik, sosial, dan ekonomi Indonesia. Untuk memahami latar belakang dari pemberontakan ini, kita perlu melihat konteks sejarah yang lebih luas, termasuk hubungan antara Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan pemerintahan dan kekuatan politik lainnya, serta situasi nasional dan internasional pada saat itu.
PKI didirikan pada tahun 1920 sebagai partai komunis terbesar di luar Uni Soviet dan Tiongkok. Selama masa awal kemerdekaan Indonesia, PKI adalah partai politik yang kuat dengan basis massa yang besar, terutama di kalangan buruh dan petani. PKI juga menjadi bagian dari pemerintahan Indonesia pada awalnya, dengan beberapa anggota partai yang menduduki posisi penting dalam kabinet dan parlemen.
Namun, hubungan antara PKI dan pemerintahan Indonesia mulai memburuk pada tahun 1950-an. Pada saat itu, PKI mulai dianggap sebagai ancaman oleh beberapa golongan politik yang lain, terutama militer dan Islam politik. Ada kekhawatiran bahwa PKI berusaha mengambil alih kekuasaan dan menerapkan rezim komunis di Indonesia. Pada saat yang sama, pemerintah juga menghadapi tekanan dari kekuatan Barat yang tidak ingin melihat kekuatan komunis menguat di negara tersebut.
Pada tahun 1965, Indonesia mengalami ketegangan politik yang semakin meningkat. Presiden Sukarno, yang mendukung dan melindungi PKI, menghadapi tekanan dari golongan politik lain yang ingin membatasi pengaruh PKI dan memperkuat kekuatan militer. Pada tanggal 30 September 1965, peristiwa dramatis terjadi ketika sekelompok perwira militer yang dikenal sebagai Gerakan 30 September melancarkan serangan terhadap anggota militer yang diduga memiliki hubungan dengan kekuatan anti-PKI. Dalam serangan tersebut, enam jenderal tinggi tewas.