Perbandingan JF-17 China vs F-16 Amerika – HobbyMiliter.com – Pesawat JF alias Joint Fighter 17, sebelumnya dinamakan FC-1 (Fighter China-1), bentuknya tampak sekilas seperti pesawat Northrop F-20 dengan ekor mirip F-16. Pesawat hasil kerjasama dengan pembiayaan pengembangan 50:50 antara China dan Pakistan, ini dibuat oleh Chengdu Aircraft Corporation dan Pakistani Aeronautical Complex.
Skemanya mirip dengan kerjasama Korea dan Indonesia dalam pengembangan F-21 Boramae. Bedanya, tidak seperti Indonesia, porsi porsi pembiayaan Pakistan dan China seimbang, serta tidak ada drama tunggak menunggak cicilan biaya kerja sama. Apalagi drama lupa memasukkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Republik Islam Pakistan.
Sebagai pemilik inisiatif dan teknologi, pengembangan utama dilaksanakan di Chengdu Aircraft Design Institute China. Pesawat ini dikembangkan dengan mesin penggerak utama menggunakan mesin jet Klimov RD-93 buatan Rusia, yang juga digunakan untuk pesawat MiG-29. Pilihan ini diambil karena mesin pesawat tempur buatan China dianggap belum maksimal, walaupun RD-93 ini masih mengeluarkan asap hitam ala MiG-29, walau tidak setebal RD-33.
Prototipe FC-1 terbang perdana 25 Agustus 2003 dan mulai diproduksi tahun 2006. Pada 23 Maret 2007 sepasang JF-17 dengan bangga sudah mengikuti flypass pada parade militer Hari Pakistan di Islamabad. Penerbang Pakistan sangat puas dengan performa pesawat ini, yang dikatakan tidak kalah dengan F-16, yang juga dimiliki oleh Pakistan. Suatu hal yang wajar, mengingat pesawat ini umurnya berbeda 30 tahun dengan F-16, masakan dalam rentang waktu 30 tahun, tidak ada teknologi yang bisa dipasang untuk menyamai F-16. Produksi awal diserap oleh Pakistan sebanyak 50 pesawat, beroperasi mulai tahun 2007 menggantikan pesawat pesawat lawas Angkatan Udara Pakistan semacam Northrop F-5 Tiger, Dassault Mirage III, Shenyang J-6 (copy MiG-19), MiG-21 dan F-7 Fishbed (copy MiG-21), dan Nanchang Q-5 Fantan.
Diperkiraan Angkatan Udara Pakistan butuh 250 buah pesawat ini dengan upgrading avionik dilakukan terus menerus selama proses produksi. Saat ini, di tahun 2022, sudah 138 pesawat yang diserahkan ke Angkatan Udara, sisanya masih dalam antrian proses produksi. Secara teknologi industri aviasi, Pakistan ikut memproduksi bagian sayap dan ekor, serta ikut serta dalam pengembangan perangkat lunak avionik yang dibutuhkan.