MiG-29 Fulcrum, Lawan F-16 Fighting Falcon Dari Rusia – Hobbymiliter.com – MiG-29 Fulcrum adalah jet tempur generasi keempat pertama dari Uni Soviet. Pesawat tempur ini memiliki desain yang berbeda dengan desain jet jet tempur Uni Soviet sebelumnya. Hal ini terutama ditandai dengan penampilan bodynya yang ramping, sexy dan mematikan. MiG-29 Fulcrum didesain dengan kemampuan yang cepat dan gesit agar dapat mengalahkan pesawat tempur anggota NATO mana pun di era desainnya, dan dipersenjatai dengan rudal mutakhir. Tapi, sayangnya, setelah kelahirannya, MiG-29 justru sering dicaci oleh karena sistem elektronik yang kuno, masa pakai yang singkat, dan jangkauan operasional yang terbatas serta terutama karena mesinnya yang berasap hitam, dimana hitam asapnya bahkan mengalahkan hitam pekatnya asap diesel metromini.
Dengan terbatasnya teknologi yang tersedia bagi Uni Soviet di era pengembangan MiG-29 di tahun 70-an waktu itu, akhirnya membuat Uni Soviet mendesain MiG-29 dengan menggabungkan rekayasa desain engineering pesawat tempur generasi keempat dengan perangkat keras generasi ketiga.
Harganya yang relatif rendah membuatnya menjadi pesawat tempur yang menarik minat negara-negara berkembang, terutama client states-nya Uni Soviet. Tetapi kemudian penjualannya menurun dengan cepat karena dibayangi oleh saudara sekeluarganya yang berbeda ibu beda bapak: Sukhoi Su-27 Flanker. Flanker ini merupakan pesawat tempur yang lebih modern, lebih sering dikembangkan dan lebih laku di pasar internasional.
Namun pada akhirnya, MiG-29 Fulcrum dijamin akan tetap beroperasi untuk beberapa waktu kedepan, karena saat ini MiG-29 Fulcrum sudah memiliki versi terbaru yang ditingkatkan kemampuannya dengan memperbaiki beberapa kekurangannya, sehingga menjadikan beberapa negara khilaf membelinya.
MiG-29 mulai dikembangkan pada tahun 1974. Sesuai dengan doktrin AU Soviet pada masa itu, MiG-29 dibuat untuk menjadi pesawat tempur ringan multiperan canggih yang bisa beroperasi dari lapangan udara spartan di garis depan Perang Dingin, sementara sejumlah pesawat tempur Su-27 yang lebih berat (saat itu juga sedang dalam pengembangan) akan menangani misi misi jarak jauh. Konsep Hi-Lo Fighter ini paralel dengan struktur kekuatan ringan-berat F-16 dan F-15 yang dikembangkan untuk Angkatan Udara AS pada masa yang sama.
Setelah mengalami masa pengembangan yang panjang kali lebar, pada akhirnya MiG-29 pertama mulai beroperasi pada tahun 1982, sedikit lebih telat dari F-16 yang mulai operasional di hari ulang tahun RI ke 33 – 17 Agustus 1978. Seperti pesawat tempur Uni Soviet lainnya, NATO memberi nama sandi untuk pesawat ini dari awalan F, “Fulcrum”.
Sebagai pesawat yang dikembangkan Soviet di puncak era perang dingin, MiG-29 Fulcrum memiliki reputasi yang menakutkan di Barat, dan bahkan memiliki game komputernya sendiri. Hal ini lebih karena belum terbukanya data kemampuan pesawat ini sehingga analis barat hanya bisa menebak dan menduga saja. Akhirnya, pada 1990-an, pilot Barat memiliki banyak kesempatan untuk menerbangkan, menguji coba dan melawan MiG-29 karena Angkatan Udara Jerman bersatu menerima warisan sejumlah MiG-29 dari Jerman Timur. Bahkan belakangan, Amerika Serikat membeli dua puluh satu unit MiG-29 dari Moldova untuk USAF.
Ditemukan bahwa Fulcrum adalah pesawat tempur yang sangat ampuh — tetapi mereka juga menemukan bahwa Fulcrum juga memiliki kelemahan yang signifikan sekali.
Kedua mesin turbofan RD-33 yang menjadi sumber tenaga MiG-29 mampu memberikan akselerasi yang sangat baik dan memiliki kecepatan tertinggi Mach 2,25. Hal ini menjadikan MiG-29 bisa ngebut lebih cepat dari F-16 tetapi sedikit lebih lambat di belakang F-15 yang lebih besar, tentu ini bergantung juga pada faktor faktor lain seperti udara dan cuaca.
Kekuatan utama MiG-29 untuk yang menjadikannya terkenal adalah kemampuan manuvernya yang luar biasa—bahkan pada kondisi tertentu dapat mengungguli kelincahan F-16 yang lebih ringan. Pilot pilot NATO yang beruntung bisa berlatih melawan Fulcrum Angkatan Udara Jerman menemukan fakta bahwa dalam pertempuran udara jarak pendek (WVR) dengan kecepatan rendah, MiG-29 lebih gesit daripada pesawat apa pun yang NATO punya di awal 90-an. Ingat, di pertempuran WVR dengan kecepatan rendah. Karena itulah NATO mengasah kemampuan dan teknologi BVR secara luar biasa.
Seperti saudaranya Sukhoi Su-27, pesawat tempur MiG-29 adalah merupakan pesawat tempur yang supermaneuverable — pesawat ini dapat melakukan manuver ciamik yang tidak mungkin dilakukan dengan kontrol aerodinamis biasa. Selain itu, pesawat ini juga dapat mencapai sudut serang (AoA) yang sangat tinggi. Desain aerodinamis airframenya membantunya melakukan manuver manuver sulit di kecepatan nyaris stall.
Kelebihan lain dari MiG-29 Fulcrum adalah senjata rudal jarak pendek R-73 (kode NATO AA-11 Arrow). Rudal ini dapat mengunci sasaran, ditembakkan dan diarahkan melalui alat pembidik yang dipasang di helm yang bernama Helmet Mounted Weapons Sight. Biasanya, sebuah pesawat harus mengarahkan hidungnya ke pesawat tempur musuh untuk mmenguncinya. Dengan rudal R-73, pilot hanya perlu menengok kanan kiri untuk melihat target dalam radius enam puluh derajat dari hidung pesawat untuk menembakkan rudal ke arahnya! Angkatan Udara Amerika sendiri baru menerapkan teknologi ini di AIM-9X Sidewinder yang mulai beroperasi pada tahun 2003, belasan tahun setelah MiG-29.
Selain R-73, Fulcrum dapat dilengkapi dengan rudal jarak menengah R-27, dan rudal R-60 yang lebih tua di 7 titik cantelan. Versi terbarunya juga telah dapat untuk menembakkan rudal udara-ke-udara jarak jauh R-77. Sayangnya, kapasitas angkut senjatanya cuma 4 Ton saja, jauh jauh lebih kecil dari pada pesawat tempur sekelasnya. F-16 (Blok 50/52) saja bisa 7.5 ton.
Keunggulan penting berikutnya, MiG-29 dirancang untuk bisa beroperasi dari landasan landasan spartan yang mungkin tidak dipersiapkan secara khusus sebagai landasan pesawat tempur. Mungkin berupa landasan yang direbut oleh divisi tank Rusia dari Jerman, atau malahan jalan raya yang dijadikan landasan darurat. Untuk itu air intake-nya dilindungi dari FOD secara khusus dengan pintu, yang akan tertutup ketika pesawat lepas landas atau mendarat. Di versi baru seperti MiG-35 pintu ini dibuang dan diganti FOD Screen.
Begitulah sedikit kelebihan kelebihan pesawat tempur MiG-29 Fulcrum ini. Sekarang kita bahas kekurangannya. Karena menurut teman penulis, nyacat memang lebih menggairahkan… (klik disini untuk ke halaman berikutnya)