HobbyMiliter.com – Menjelang saat-saat terakhir jatuhnya Nazi Jerman, gelombang pemboman pesawat sekutu semakin membabi buta. Hampir seluruh pusat-pusat industri militer dan kilang minyak Jerman berantakan disikat gerombolan B-17 Flying Fortress maupun B-24 Liberator. Belum lagi oleh rombongan bomber RAF (AU Inggris), Lancaster maupun Halifax di malam hari. Pemburu-pemburu yang ada kala itu seperti Messerschmitt Me-109 maupun Focke Wulf Fw-190 tak mampu lagi mengatasinya. Apalagi pemboman dilakukan dari ketinggian tinggi.
Intinya, dibutuhkan pesawat pencegat cepat, mampu terbang tinggi untuk menghalau pembom sekutu sebelum mendekati sasaran. Daya hantam yang dahsyat, alias berkanon kaliber besar merupakan inti kedua. Tak perlu berkali-kali menghamburkan peluru. Cukup sekali incar, sekali tekan picu, musuh berantakan! Lengkap sudah syarat sebagai penjagal bomber sekutu.
Awal perjalanan Me-262 sebenarnya dimulai pada tahun 1938. Tak langsung jadi memang, karena berbagai kendala menghadang. Mulai dari konfigurasi badan, sambungan sayap sampai pilihan mesin jet yang ada, yaitu antara BMW dan Jumo. Oleh karenanya saat uji airframe pada tahun 1942 sebuah mesin propeller dipasang pada hidung. Bersamaan juga dengan dua mesin jet di kanan kiri sayap. Setelah melalui berbagi pengujian akhirnya terpilih turbojet Juno 004 B sebagai dapur pacu Me-262. Pada tahun 1943 Luftwaffe (AU Jerman) tertarik oleh pesawat ini. Sebanyak 100 buah merupakan pesanan awalnya.