Manuver pasukan Uni Soviet ke Afghanistan ini disebut oleh negara negara barat dan media mainstream sebagai invasi dan menimbulkan prostes keras dari negara negara tetangga Afghanistan.
Segera, di bulan Januari 1980, menteri luar negeri dari 34 negara anggota Organisasi Konfrensi Islam (OKI) mengeluarkan resolusi yang menuntut penarikan mundur tentara Soviet dengan tanpa syarat dan segera dari Afghanistan, namun Soviet tidak mengacuhkannya.
Gerilyawan Mujahidin mulai menerima sejumlah besar bantuan dalam bentuk makanan, uang, senjata dan pelatihan di Pakistan dan China yang sebagian besar dibiayai oleh Amerika Serikat dan negara negara teluk.
Badan Intelijen Amerika (CIA) memainkan peran dengan membiayai operasi operasi militer yang didesain untuk membuat Soviet frustasi atas invasinya ke Afghanistan. Dengan bekerja sama dengan badan intelijen Pakistan, Amerika menyuplai amunisi, perlengkapan, alat komunikasi dan hingga rudal anti pesawat Stinger.
Pada akhirnya, dengan gerilya yang berlangsung, pasukan Uni Soviet hanya menduduki kota kota besar dan jalan penghubung utama, sedangkan gerilyawan mujahidin menguasai daerah pedesaan dan pedalaman Afghanistan.
Uni Soviet banyak mengandalkan kekuatan udara untuk menghadapi gerilyawan. Di Afghanistan inilah pesawat serang darat Sukhoi Su-25 Frogfoot diuji coba secara langsung di medan perang. Begitu juga dengan helikopter serbu Mil Mi-24 Hind. Helikopter ini menjadi tulang pungung Uni Soviet dalam men-deploy tim pasukan khusus Spetnatz ketika memburu gerilyawan ke desa desa.
Dan dengan firepower besar yang dimilikinya, Uni Soviet juga menggunakan Mil Mi-24 Hind secara efektif untuk menghancurkan desa desa yang melindungi mujahidin, menghancurkan infrastruktur irigasi dan pertanian dan menggelar jutaan ranjau darat dengan tujuan melemahkan perlawanan gerilyawan mujahidin Afghanistan.