Simulator tersebut akan dibangun menghadap ke laut, dan kedepannya akan dikelola oleh salah satu perusahaan industri pertahanan strategis dalam negeri Indonesia, PT. Len Industri dalam kerangka kontrak komersial. Sebelumnya, lahan lapangan tembak yang merupakan milik dari Korps Marinir TNI Angkatan Laut tersebut hanya digunakan untuk pelatihan atau uji penembakan senjata kaliber kecil dari mulai kaliber 12,7 milimeter, 20 milimeter, 37 milimeter, hingga 40 milimeter.
Memang diakui, sampai saat ini Indonesia belum memiliki simulator untuk sistem senjata meriam kaliber 76 milimeter tersebut. Dengan hadirnya simulator ini, akan meningkatkan efisiensi latihan personel TNI Angkatan Laut, sekaligus juga menghemat biaya latihan karena awak kapal tidak perlu diterjunkan dalam pelayaran untuk pelatihan penggunaan sistem senjata tersebut.
Gk boleh, KRI kita kan masih kurang,lebih baik para kadet lgsung latihan nya on the spot,gk pke simulator
Nah itu dia, masalahnya bukan pada jumlah kadet sih, tapi kan menembakkan meriam di atas permukaan laut yang bergerak tentu berbeda dengan menembakkan meriam dari atas daratan yang statis.