Saat itu mesin yang dipilih adalah Honeywell TFE731 turbofans, yang mampu menghasil-kan tenaga dorong (thrust) 3.600 kg. Mesin ini banyak digunakan oleh pesawat jet pribadi, sehingga sparepartnya pasti banyak di pasaran.
Karena sejak awal pesawat ini diworo-woro sebagai pesawat murah tapi andal, maka mereka tidak menggunakan teknologi fly-by-wire. Seluruh badan pesawat juga menggunakan bahan komposit yang mampu bertahan selama 20.000 jam. Bagian kokpit Scorpion menggunakan tipe LCD flat-panel displays agar terlihat tidak ketinggalan zaman.
Pada 9 April 2014, pesawat ini sudah mengantongi 50 jam terbang dari 26 kali penerbangan dan melakukan penerbangan pada ketinggian 9.100 meter (30.000 kaki). Sedangkan kecepatan yang diuji mencapai 800 km/jam.
Dari mulai pengembangan hingga menjadi prototipe, pesawat ini tergolong cepat. Semua dimungkinkan karena sebagian komponen yang digunakan sudah teruji keandalan-nya. Karena sudah digunakan pada produk-produk seperti Cessna Citation XLS, Cessna Citation Mustang dan Cessna Citation X.
Belum laku hingga sekarang
Sejumlah pengamat melihat Scorpion dengan optimis. Pesawat ini bisa dijual dengan harga cukup murah (sekitar 20 juta dolar AS pada 2013) dan biaya per jam terbangnya hanya 2.200 dolar. Bandingkan dengan F-16 yang mencapai 24.899 dolar (walupun pesawat ini memang tidak satu kelas).
Dari segi penjualannya tentu tidak mudah. Salah satu yang menjadi hambatannya adalah jika AS sendiri tidak menggunakannya. Tentunya kita ingat dengan kasus pada pesawat tempur Northrop F-20 Tigershark yang gagal penjualannya di dunia internasional karena AU AS sendiri tidak menggunakannya.
Rasanya AS sampai saat ini belum terbiasa dengan konsep pesawat murah meriah walaupun saat ini mengalami banyak pemotongan anggaran. Lihat saja program program mahal seperti JSF, F-22 Raptor dan V-22 Osprey, pengembangannya tetap berlanjut.
Menghadapi hal seperti ini, pihak pabrikan tetap optimis bahkan mereka menargetkan sekitar 2.000 pesawat akan laku terjual. Meraka juga memasukan Scorpion pada program T-X trainer, kembali yang diunggulkan adalah masalah biaya dimana Scorpion yang menggunakan dua mesin jet biaya terbang per jamnya sama dengan pesawat latih T-6 Texan bermesin baling-baling. Sayangnya kalah.
Calon pembeli lain yang diharapkan melirik adalah Swiss yang ingin mengganti F-5 Tiger, Uni Emirat Arab, Malaysia, Brunei, dan Nigeria.