Sebuah formasi gabungan antara pesawat jet tempur F/A-18 Hornet juga mengawal penerbangan kedua unit jet tempur F35A ini. Formasi gabungan ini juga merupakan bentuk “serah terima jabatan” dari jet tempur F/A-18 Hornet kepada jet tempur F35A yang nantinya memang akan menggantikan peranan dari unit – unit jet tempur F/A-18 Hornet milik Royal Australian Air Force (RAAF) tersebut.
Dengan kecepatan maksimal hingga 1.975 kilometer per jam, jet tempur ini diklaim sebagai salah satu jet tempur paling canggih di dunia. Hadirnya jet tempur generasi ke-5 F35A Joint Strike Fighter di daratan Australia membuat negeri Kanguru ini menjadi negara pertama di belahan bumi Selatan yang mengoperasikan pesawat jet tempur dengan kemampuan siluman atau stealth.
Meski demikian, Australia harus tetap membayar harga mahal untuk proyek pengadaan pesawat ini. Selain biaya pengadaan yang mahal -meski harga pesawat akan jauh lebih murah pada tahun – tahun mendatang- dan biaya operasional yang juga mahal, publik Australia rupanya juga menyoroti kemungkinan rapuhnya lapisan material penyerap gelombang radar atau Radar Absorbing Material (RAM) pada jet tempur F35A ini.