Jika kesepakatan pembelian tersebut dapat berjalan, Filipina akan menjadi negara Asia Tenggara kedua yang mengakuisisi Gripen. Angkatan Udara Kerajaan Thailand sebelumnya telah membeli selusin Gripens dari Saab, perusahaan aerospace asal Swedia. Selain menjadi bagian utama dari arsenal Angkatan Udara Swedia, Gripen juga digunakan di pasukan udara Afrika Selatan, Brazil, Republik Ceko dan Hongaria.
Masalah potensial dalam pembelian Gripen bagi Filipina adalah undang-undang ketat Swedia tentang ekspor peralatan militer, yang membatasi penjualan ke negara-negara di mana hak asasi manusia dianggap terancam. Terlihat dalam konteks itu, pemerintah Filipina dapat menghadapi rintangan karena “perang melawan narkoba” yang dinilai brutal, yang telah merenggut ribuan nyawa diluar pengadilan dan sistem hukum.