Seri Kapal Legendaris TNI AL : KRI Oswald Siahaan 354 – HobbyMiliter.com – Rabu, 20 April 2011, suasana hening dan tenang di perairan Samudera Hindia mendadak berubah menjadi bergemuruh ketika sebuah kapal perang milik TNI Angkatan Laut untuk pertama kalinya menembakkan rudal P-800 Oniks alias rudal Yakhont buatan Rusia. Hari itu menandai babak baru diwilayah ASEAN dimana sebuah kapal perang milik negara Anggota ASEAN sukses melaksanakan ujicoba penembakan rudal dengan jarak jangkau diatas 200 kilometer.
Selain menjadi babak baru masuknya era persenjataan rudal jelajah jarak menengah di wilayah ASEAN, hari itu juga menjadi ajang pembuktian bagi masyarakat ASEAN bahwa Indonesia telah mampu mengintegrasikan sistem senjata buatan Rusia kedalam platform kapal perang buatan Belanda, yang notabene merupakan negara anggota NATO. Dan sejak itulah, nama besar KRI Oswald Siahaan 354 mulai dikenal khalayak internasional. Kali ini, HobbyMiliter akan mencoba menampilkan sedikit kisah dari KRI Oswald Siahaan, salah satu kapal perang legendaris di tubuh TNI Angkatan Laut.
Sejarah Singkat KRI Oswald Siahaan 354
Sejatinya KRI Oswald Siahaan bukanlah kapal yang dibeli Indonesia dalam keadaan baru. Ia merupakan satu dari enam kapal perang jenis Frigate kelas Van Speijk yang dibeli oleh pemerintah Indonesia dari pemerintah Belanda pada tahun 1986.
Sebelumnya, KRI Oswald Siahaan 354 menyandang nama HNLMS Van Nes dengan nomor lambung F805. Di Indonesia, keenam kapal yang dibeli dari Belanda ini kemudian diberi nama kelas Ahmad Yani sesuai dengan nama kapal pertama yang diberi nama KRI Ahmad Yani dengan nomor lambung 351.
Kapal – kapal perang kelas Van Speijk dibangun pada medio tahun 1963 hingga tahun 1968 di dua galangan kapal berbeda yakni di Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Vissingen, Belanda dan di Koninklijke Maatschappij De Schelde, Vissingen, Belanda.
Galangan kapal yang disebut terakhir ini merupakan cikal bakal dari Damen Schelde Naval Shipbuilding yang dikemudian hari memproduksi kapal perang jenis Korvet SIGMA kelas Diponegoro dan bersama PT. PAL Indonesia (Persero) memproduksi kapal perang jenis Frigate SIGMA PKR-10514 kelas Raden Eddy Martadinata dengan mekanisme alih teknologi atau Transfer of Technology.
Kapal perang kelas Van Speijk ini merupakan “versi Belanda” dari kapal perang jenis Frigate kelas Leander milik Royal Navy atau Angkatan Laut Kerajaan Inggris Raya. Selain karena dibuat di Belanda, Van Speijk juga disebut sebagai kapal perang “Leander versi Belanda” karena sensor dan Radar yang terpasang di kapal – kapal kelas Van Speijk ini merupakan sensor dan radar buatan Belanda.
Tujuan awal pembangunan kapal perang jenis Frigate kelas Van Speijk adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan operasional menggantikan kapal perang jenis Destroyer Escort (nomenklatur lain untuk menyebut Frigate) serta menggantikan tugas patroli anti kapal selam bersama negara-negara NATO, yang awalnya pihak Belanda diwakili oleh kapal induk anti kapal selam HNLMS Karel Doorman.
Promotor/agen-nya Yakhont di AL sayangnya sudah meninggal. Kalau jalan terus seharusnya 4 Van Speijk itu dapet Yakhont semua.
Harpoon sayangnya sudah habis masa pakainya namun peluncurnya masih ada dan di beberapa kapal sudah diganti C-802. Kalau mau sih seharusnya ya Yakhont ya C-802.
Bukannya Van Speijk ada 6 kapal ya mas?
Klas ahmad yani sebaiknya jngan pensiun total, pemakaian terbatas saja spt jd kapal latih fregat krn msh ada perangkat sewaconya…untuk melatih kadet atau perwira2 muda …lompatan ke kapal modern berikutnya.,