Begini Lho Cara Kerja Radar, Mata dan Telinga Angkatan Udara – HobbyMiliter.com. Radar, merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging. Alat ini vital bagi keamanan negara. Biasanya dipasang baik untuk tujuan pertahanan maupun keselamatan penerbangan sipil.
Pada suatu hari di bulan Maret 2004, stasiun radar sipil milik Angkasa Pura di Bandara Soekarno-Hatta sempat ngadat. Bandara Soekarno Hatta sempat dibuat sesak tak karuan saat radar yang menjadi “mata” mereka mengalami gangguan. Bagaimana tidak, gara gara “mata” yang terganggu telah membuat ratusan penerbangan tertunda. Akibatnya ribuan penumpang terlunta-lunta di pintu gerbang Ibukota ini.
Secara umum cara kerja radar adalah membantu petugas ATC melihat posisi pesawat sehingga dapat mengatur lalu lintas pesawat. Selain itu juga ada pusat pengaturan rute dan terminal radar approaches. Petugas di menara pengawas memberi instruksi dan petunjuk kepada pilot sehingga antara pesawat yang satu dengan yang lain memiliki rentang yang cukup.
Selain itu petugas menara juga berperan dalam mengalihkan kontrol pesawat ke terminal radar approach controller sekaligus menerima kontrol pesawat yang datang. Sementara terminal radar approach controller memberikan informasi kepada pesawat yang lepas landas maupun yang mendarat. Center controller menggunakan radar untuk mengetahui posisi pesawat setiap waktu.
Peristiwa Maret 2004 yang lalu sudah cukup menggambarkan bagaimana kacaunya penerbangan saat data yang menampilkan kecepatan, ketinggian, arah dan tipe pesawat tiba-tiba hilang dari layar. Sementara data primer yang tertera pada layar radar juga mengalami gangguan. Padahal data primer yang berapa titik ini menunjukkan posisi pesawat yang berada dalam panduan ATC.
Kalau sudah “buta” tentu saja yang diharapkan adalah kesigapan petugas ATC dalam memandu pesawat secara manual. Petugas ATC paling tidak haras bisa mendaratkan 30 pesawat dalam 30 menit secara manual. Namun sesigap apapun tak dipungkiri radar yang merupakan “mata” bandara memang vital bagi keberlangsungan akti-vitas bandara. Apalagi untuk bandara internasional seperti Soekarno Hatta.
Paling tidak untuk mengatasi keterbatasan penglihatan. Terlebih bagi radar pertahanan yang berfungsi sebagai Early Warning maupun sebagai Ground Controller Intercept. Bagi radar militer, buta bisa berarti ada masalah teknis, ataupun sedang di-buta-kan secara elektronik oleh lawan.
Cara Kerja Radar
Sebetulnya radar biasa digunakan di sekitar kita. Hanya saja kita tidak terlalu menyadari. ATC menggunakan radar untuk mengetahui posisi pesawat di darat dan di udara sekaligus menuntun agar bisa mendarat. Untuk Di negara maju, polisi menggunakan radar untuk mendeteksi kecepatan kendaraan yang lewat. NASA menggunakan radar untuk memetakan Bumi dan planet lain.
Selain untuk mengetahui posisi satelit dan membantu satelit bermanuver. Militer menggunakan radar untuk mendeteksi musuh dan menuntun senjata. GCI radar militer menggunakan radar mengarahkan pesawat tempur ke sasaran tanpa pesawat tempur kita menyalakan radar onboard di pesawat. Meteorologi menggunakan radar untuk memantau badai, topan, dan tornado.
Yang saya super duper heran adalah, kenapa hingga detik ini kita tidak bisa membuat Radar ?? Apakah tidak ada ilmuan tersebut di negri ini ?? Apakah terlampau terbelakang kah tekhnology negri kita, apa mungkin kita tertinggal 1 juta tahun sehingga seolah begitu primitif nya bangsa kita..?? Entahlah.. tidak punya keinginan, ataukah system yg membuat bangsa kita tidak berdaya untuk memiliki keinginan..
Sebenernya bbrp tahun lalu PT.LEN sudah bisa membuat radar surveilance S-200, radar S-Band dengan jangkauan 200Km. Proyek selanjutnya adalah radar pertahanan udara nasional Ground Control Intercept (GCI) yang risetnya melibatakan 13 institusi dan ini sudah masuk PRN 2020-2024.
ya sudah, cukup kamu “leave”aja.