Tidak kepalang basah, Iran juga mulai membuat rancangan simulator heli ini pada 2001. Tahun 2003 dengan nama Proyek Mansoor Iran mulai memproduksi simulator AH-1J. Iran juga membuat simulator untuk heli Bell 205 dan 206 dalam Proyek Afaq.
Sembilan simulator AH-1J berhasil dibuat Iran yang kemudian diperlihatkan ke publik dalam sebuah perhelatan di Bandara Badr, Februari 2008. Dua tahun kemudian simulator heli serang ini sudah bisa digunakan di beberapa satuan pendidikan helikopter IRIAA. Sayangnya simulator ini masih berupa simulator statis, mirip simulator arcade di TimeZone.
Bila pada tahap awal Iran mengembangkan simulator statis heli serang AH-1J Cobra Iran, maka tahap berikutnya Iran pun sudah mampu membuat simulator gerak Qadr-5 yang penyerahannya kepada IRIAA dijadwalkan Februari tahun 2015. Segala upaya ditempuh Iran demi mandiri, lepas dari jeratan embargo militer yang diberlakukan AS.
Dengan kemauan yang keras, pada akhirnya Iran mampu menunjukkan kepada dunia bahwa ia bisa bangkit mendayagunakan helikopter serangnya dalam jumlah banyak yang dulu dibeli dari Paman Sam. Tahun 2013 bertempat di Bandara Shahin-Shahr Iran memperlihatkan secara resmi heli serang AH-1J Iran versi baru kepada publik. Helikopter serang yang dibeli tahun 70-an tersebut mendapatkan nafas baru.
Helikopter Serang AH-1Z
Sementara itu, Amerika sendiri saat ini sudah mengembangkan AH-1 Cobra ke versi AH-1Z Viper. Menuntaskan uji laut pada Mei 2005, heli serang AH-1Z Zulu Cobra atau Viper dibuat pabrik Bell Helicopter sebagai heli serang tercanggih dari keluarga Cobra.
Heli ini diserahkan kepada pengguna pertamanya Korps Marinir AS (USMC) pada 15 Oktober 2005 untuk memulai uji evaluasi operasional (OPEVAL). Tabun 2008 Viper menjalani uji OPEVAL kedua dan dua tahun kemudian dinyatakan siap operasional tempur pada September 2010 atau satu dekade sejak heli pesaing AH-64 Apache dan TAI/AgustaWestland T-129 ini mengudara perdana 8 Desember 2000.
AH-1Z menggunakan teknologi rotor terbaru berbahan komposist yang dapat dilipat untuk penyimpanan di dek kapal. Selain itu heli ini didukung avionik, sistem persenjataan, sensor elektro-optik terbaru, dan radar Longbow.
Viper yang per unitnya dibanderol 31 juta dolar AS di tahun 2010 ini selain dilengkapi kanon Gatling M197 tiga laras kaliber 20mm, juga mampu membawa roket Hydra 70, rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder serta rudal udara ke darat AGM-114 Hellfire. Heli serang yang diawaki dua pilot ini di order sebanyak 226 unit oleh USMC dan 15 unit oleh AU Pakistan.
Awak AH-1Z dilengkapi helmet dengan sistem penglihatan dan tampilan “Top Owl” buatan Thales. Helmet dapat digunakan pada siang maupun malam hari dan dilengkapi binokular dengan 40 derajat field of view. Selain itu heli dilengkapi HIRSS (Hover Infrared Suppression System) untuk mengecoh musuh maupun memberikan peringatan diri dari ancaman musuh.