Beberapa industri yang diberdayakan di antaranya Iranian Helicopter Support and Renewal Company (IHSRQ), Iranian Aircraft Manufacturing Industries (LAMI), Iranian Electronic Industries (IEI), dan Isfahan Optics Industries (IOI) serta dikoordinasikan oleh Iran Aviation Industries Organization.
Industri-industri ini berkerja sama dengan IRLAA menjadikan AH-1J sesuai peningkatan yang diinginkan. Sejatinya, industri industri ini banyak mempergunakan fasilitas fasilitas perawatan yang sudah dibuatkan oleh Bell dan Grumman secara lengkap dari jaman Syah Iran.
Program Upgrade Kemampuan Alutsista Iran AH-1J
Program upgrade kemampuan AH-1J mulai dilaksanakan Iran dalam beberapa proyek sejak tahun 1999. Antara lain Proyek Tiztak 2091, Toufan 1, dan Toufan 2. Melalui upaya ini IRLAA memperkuat lima skadron heli tempur dan satu skadron heli latihnya dengan AH-1J berhidup baru berkemampuan menggotong rudal TOW (tube-launched, optically tracked, wire-guided) maupun Non-TOW.
Sejak 2002 Iran juga mulai membuat program pembuatan suku cadang AH-1J yang dikerjasamakan melalui IHSRQ dengan beberapa industri di negara lain seperti di Israel, Malaysia, Spanyol, dan bahkan dengan pabrikan di AS sendiri. Melalui cara ini dalam tiga tahun (1999-2001) Iran berhasil menghidupkan lagi 15 heli AH -1J yang sudah mangkrak akibat kanibalisasi.
Selain itu, seperti dilaporkan Babak Taghvaee dalam Defence Helicopter Vol 33, IHSRQ juga meningkatkan kapasitas depot-depot pemeliharaan AH-1J dua kali lipat di sebelah utara Bandara Internasional Mehrabad, Teheran. Hal ini bisa tercapai karena adanya kesepakatan pencabutan embargo di tahun tahun tersebut serta cukup banyaknya kesamaan sparepart heli tersebut dengan heli Bell versi sipil.
Beberapa peningkatan pada AH-1J di antaranya perangkat penglihatan teleskopik (telescopic sights unit – TSU) pada AH-1J varian TOW antara kurun 2002-2010. Pekerjaan yang merupakan fase pertama Proyek Toufan ini dilakukan IOI dan IEI. Pada Toufan 2 dan Toufan 3 kedua industri juga meluncurkan produk baru TOW buatan dalam negeri, versi lokal rudal antitank BGM-71G dan BGM-71H dengan jarak yang lebih jauh dan tingkat akurasi yang diklaim lebih tinggi.
Pengamat barat sendiri menilai rudal rudal yang di klaim buatan dalam negeri tersebut tak lain dan tak bukan adalah rudal rudal TOW yang sudah expired (habis umur, dibeli pertengahan 1970-an) dan di-refurbish kembali Iran.
Sementara untuk mendigitalisasi perangkat elektronik penarget sasaran, dilakukan Iran dalam Proyek Tiztak 2091. IRIAA juga meminta IAMI dan IOI untuk menginstalasi perangkat Forward Looking InfraRed (FLIR) untuk heli Non-TOW. IHSRQ melakukan kerja sama dengan Sagem, Perancis untuk hal ini, namun kerja sama terhenti di tengah jalan akibat tekanan AS. Iran hanya mendapatkan sistem FLIR dan kemudian mencoba memasangnya sendiri.
Untuk menghidupkan sejumlah mesin, Iran mencari suku cadang ke sejumlah negara, termasuk mencari suku cadang bekas pakai T400-WV-402 dari Pratt & Whitney maupun di pasar gelap. Mengingat mesin tersebut merupakan varian militer dari mesin sejuta pesawat PT6, maka tidak lah terlalu sulit mendapatkan sparepartnya.
Pengujian sejumlah AH-1J hasil upgrade dilakukan para penerbang IRIAA dalam misi latihan di Shahin-Shahr tahun 2009. Tahun 2012 Iran kembali melakukan uji coba penembakan menggunakan helikopter barunya terhadap berbagai sasaran darat termasuk tank M60 bekas. Iran mengklaim hasilnya cukup memuaskan.