B. Fairey Gannet, Cikal Bakal Penerbangan TNI Angkatan Laut
Indonesia membeli Fairey Gannet dari Inggris dengan ditandatangani nya kontrak pengadaan alutsista tersebut oleh KASAL dan Fairey Aviation Ltd. Inggris selaku produsen pesawat tersebut. Kontrak ditandatangani pada tanggal 27 Januari 1959 di Jakarta. Indonesia tercatat membeli 16 unit pesawat Fairey Gannet AS.4 dan dua unit pesawat Fairey Gannet T5, yakni versi pesawat latih untuk calon pilot yang nantinya mengawaki pesawat Fairey Gannet AS.4.
Kiprah pesawat anti kapal selam tambun tersebut di tubuh TNI Angkatan Laut juga cukup menonjol meskipun masa pengabdian pesawat tersebut tergolong singkat dan tidak terlalu lama. Hadir memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut pada tahun 1960, Gannet langsung beraksi pada operasi Trikora. Diberi tugas mengamankan wilayah laut di timur Indonesia dengan area operasi yang membentang mulai laut Sulawesi hingga laut Banda, Gannet ditempatkan di pangkalan udara Liang di Ambon, Maluku. Pada operasi Trikora inilah akhirnya dibuat satuan untuk penerbangan TNI Angkatan Laut. Diawali dengan pembentukan Staf Penerbangan dibawah Staf Operasi Mabesal (Markas Besar Angkatan Laut) pada tanggal 4 Februari 1950. Badan ini kemudian diubah menjadi Dinas Penerbangan Angkatan Laut Republik Indonesia (Penerbal) pada tanggal 17 Juni 1956. Gannet merupakan pesawat pertama yang menjadi aset satuan Penerbal ini. Inilah yang menyebabkan nama Gannet begitu istimewa di hati para penerbang TNI Angkatan Laut khususnya para veteran yang bertugas pada medio tahun 50 hingga 60an.
Setelah melaksanakan tugasnya pada operasi Trikora, yang berakhir dengan perundingan damai, Gannet kembali bertugas dalam operasi Dwikora. Ironisnya, pada operasi Dwikora, Gannet TNI Angkatan Laut yang bergabung dalam skuadron udara 100 AKS (anti kapal selam) harus menghadapi kuatnya armada Royal Navy, Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang merupakan negara asal pesawat ini. Pesawat – pesawat tersebut ditempatkan di Tanjung Pinang untuk mengawal daerah sepanjang selat malaka serta di Denpasar, Bali untuk mengawal perairan selatan Indonesia di sekitar samudera Hindia bagian selatan.