Sederet fitur yang digunakan untuk mengurangi jejak radar rupanya masih dirasa kurang oleh para perancang kapal ini. Tidak hanya meminimalkan jejak radar, perancang kapal kombatan kelas Hamina ini juga berusaha untuk mengurangi jejak magnetik kapal dengan cara meminimalkan penggunaan besi dalam pembangunan kapal kombatan tersebut, adapun jejak – jejak magnetik yang dihasilkan dari sebagian kecil komponen besi juga dihilangkan dengan menggunakan teknologi elektromagnetik. Tidak seperti material Serat Kaca, material Serat Karbon menghalangi masuknya gelombang radio kedalam struktur kapal. Ini membuat Hamina class FAC kebal dari serangan gelombang kejut elektromagnetik atau Electromagnetic Pulse (EMP). Selain bagian Anjungan, kapal kombatan ini tidak diperlengkapi dengan jendela kaca yang dapat meloloskan berbagai sinyal radio yang dihasilkan oleh perangkat elektronik yang ada di dalam kapal perang ini.
Nah, bagaimana dengan jejak gelombang suara yang dapat dideteksi oleh perangkat sonar akustik yang dimiliki kapal selam atau kapal perang lainnya? Tenang, getaran yang dapat dirasakan oleh perangkat sonar tersebut telah diminimalkan juga dengan cara membuat dua konfigurasi jalur pipa gas buang dimana jika hendak menghindari deteksi kapal selam atau sonar kapal perang musuh, dapat dilaksanakan pembuangan gas buang melalui bagian atas kapal mengarah ke udara bebas sehingga getaran yang dihasilkan mesin kapal dapat diminimalisir.
Persenjataan Hamina Class FAC
Hamina class FAC diperlengkapi dengan satu unit meriam utama Bofors kaliber 57 milimeter. Untuk pertahanan diri terbatas juga telah dipasangkan dua pucuk senapan mesin berat kaliber 12,7 milimeter. Sebagai sebuah kapal cepat rudal, tentu Hamina class memiliki persenjataan rudal anti kapal yang merupakan senjata utama yang harus dimilikinya. Untuk rudal anti kapal yang dipasangkan pada kapal ini ialah rudal RBS 15 Mk3 SSM (Surface to Surface Missile) besutan SAAB, yang memiliki jarak jangkau maksimal hingga 250 kilometer jauhnya.
Urusan pertahanan udara diserahkan kepada 8 unit rudal anti serangan udara Umkhonto – IR SAM (Surface to Air Missile) yang dapat menghadang sasaran di udara sejauh 14 kilometer. Selain mampu menghadapi ancaman dari permukaan air dan dari udara secara terbatas, Hamina class FAC juga dapat melaksanakan misi anti kapal selam (AKS) dengan dibekali 1 unit rail untuk melepaskan bom laut maupun ranjau bawah air.
Dengan sederet persenjataan yang dimilikinya saat ini, Hamina class mampu menjelma sebagai suatu jenis kapal cepat rudal yang tidak hanya mampu memberikan pukulan bagi target – target di permukaan air tetapi juga mampu menghadapi ancaman dari udara dan dari bawah air. Sebuah keunggulan dan keunikan tersendiri yang jarang ada pada kebanyakan kapal cepat rudal yang seukuran dengan Hamina class tersebut.
Penutup