A6 Intruder didesain dengan tidak memiliki senjata pertahanan diri yang terpasang secara permanen di badan pesawat, tidak seperti jet tempur lain pada umumnya. Selain tidak memiliki senjata pertahanan diri internal, A6 juga tidak dibekali dengan Internal Weapon Bay atau ruang peyimpanan senjata dan munisi internal. Meskipun demikian, A6 sanggup membawa berbagai jenis munisi dengan menempatkannya pada penyimpanan eksternal dibawah sayap. Berbagai jenis munisi yang dapat dibawa olehnya yakni bom konvensional dan bom nuklir, tanki bahan bakar dan sederet jenis roket dan rudal.
Seperti pesawat jet tempur serang serbaguna lainnya, banyak kombinasi muatan munisi yang dapat dipasangkan pada jet tempur A6 Intruder ini. Sebagai contoh, ia dapat membawa bom nuklir Mk 43 seberat 945 kilogram dan menghantarkan nya ke target yang berada sejauh 1.432 kilometer jauhnya. Untuk misi tersebut A6 membutuhkan 4 unit tanki bahan bakar eksternal yang masing – masing berisi 1.136 liter bahan bakar cadangan. Salah satu kombinasi senjata lainnya yakni bom konvensional seberat 4.676 kilogram dapat dibawa ke target yang berada di jarak maksimal 724 kilometer dengan membawa 2 unit tanki bahan bakar eksternal yang masing – masing berisi 1.136 liter bahan bakar cadangan.
Akhir Karir A6 Intruder
Pada tanggal 19 Desember 1996 sebuah pesawat jet tempur serang darat segala cuaca, A6E Intruder, lepas landas dari atas dek kapal induk USS Enterprise (CVN-65). Penerbangan ini sekaligus menandai penerbangan terakhir pesawat jet tempur serang darat segala cuaca yang dikenal “tangguh dan serba guna” tersebut dari atas dek kapal induk. Hari – hari terakhir A6 Intruder telah terhitung sejak saat itu. Secara keseluruhan AS telah mengoperasikan sebanyak 636 unit pesawat A6 Intruder sejak tahun 1960.