Pada tanggal 4 Mei 1982, dua unit Super Etendard lepas landas dari pangkalan mereka di Argentina. Misi mereka, menyerang satuan tugas atau task force yang dikirim Inggris untuk menghadapi kekuatan militer Argentina yang menduduki kepulauan Falklands atau Malvinas. Setelah terbang selama kurang lebih tiga jam dan melaksanakan pengisian bahan bakar diudara, pesawat – pesawat tersebut menemukan targetnya. Akhirnya kedua pesawat tersebut melancarkan seangan udara terhadap armada kapal perang dan kapal dukungan logistik milik AL Inggris tersebut. Salah satu rudal exocet yang diluncurkan dari Super Etendard tersebut menghantam kapal perang jenis Guided Missile Destroyer HMS Sheffield, merusakkannya hingga akhirnya ia tenggelam pada 10 Mei 1982. Pada tanggal 25 Mei 1982, kembali dua unit Super Etendard yang juga diperlengkapi rudal Exocet melancarkan serangan nya atas armada Inggris. Kali ini kembali mereka berhasil menennggelamkan Atlantic Conveyor, sebuah kapal kargo yang dimodifikasi untuk dapat membawa helikopter dan pesawat tempur Sea Harrier. Atlantic Conveyor tenggelam bersama kargo yang dibawanya kala itu, 9 unit helikopter.
Super Etendard Dilangit Irak-Iran
Beberapa unit Super Etendard juga dikirimkan kepada Irak (Disewa dari Perancis) pada bulan Oktober 1983 seiring dengan keputus asaan Irak dalam mengalahkan Iran dalam perang Irak Iran masa itu. Misi dengan konfigurasi senjata utama rudal Exocet dilaksanakan oleh Super Etendard Irak untuk menghancurkan kapal tanker yang membawa logistik bahan bakar untuk Iran. Kapal – kapal tanker tersebut diserang di teluk Persia. Tidak kurang dari 50 unit tanker diserang pada tahun 1984. Mayoritas aksi penyerangan tersebut dilakukan oleh pesawat tempur Super Etendard milik Irak.
Akhir Karir Super Etendard
Lini produksi Super Etendard berhenti memproduksi pesawat tempur multi peran tersebut pada tahun 1983. Meskipun sudah berhenti diproduksi masal, pesawat tempur ini menjalani beberapa kali fase upgrade dan modernisasi agar dapat membawa persenjataan yang lebih modern dan datang di era 1990-an seperti bom pintar berpemandu laser. Pesawat tempur Super Etendard yang diupgrade tersebut diberi nama Super Etendard Modernise atau biasa disingkat SEM. Selepas menjalani upgrade, Super Etendard AL Perancis kembali berpartisipasi dalam operasi gabungan NATO di wilayah udara Kosovo, serta beraksi diatas wilayah udara Afghanistan sebagai bagian dari operasi Enduring Freedom. Secara keseluruhan varian Super Etendard yang masih tersisa di jajaran Angkatan Laut Perancis dipensiunkan pada tahun 2010, sementara proses transisi secara bertahap dimulai sejak 2006 dengan Dassault Rafale M sebagai penggantinya.