Lahirnya Super Etendard
Pencarian kandidat pengganti pesawat tempur Etendard membawa Dassault untuk kemudian memproposalkan Super Etendard, sebuah pesawat yang secara kasat mata sangat mirip bahkan nyaris serupa dengan Etendard namun memiliki perlengkapan avionik, kesenjataan serta mesin yang lebih canggih dan mumpuni. Super Etendard mengambil basis dari Etendard IV M, namun 90 persen dari pesawat tersebut adalah desain baru yang jauh melebihi kemampuan Etendard IV M.
Didesain untuk dapat melakukan tugas penyerangan dan intersepsi atau pencegatan, Super Etendard diperlengkapi dengan mesin SNECMA Atar 8K-50 yang jauh lebih kuat dibanding mesin lama Etendard IV M. Untuk mengimbangi kemampuan mesin baru yang jauh lebih powerful sudah barang tentu Super Etendard hadir dengan struktur fuselage yang lebih kuat daripada Etendard IV M. Ini dikarenakan agar pesawat dapat bertahan di operasional misi yang membutuhkan kecepatan tinggi.
Untuk urusan sistem senjata, Super Etendard mendapatkan sistem senjata yang lebih improved dengan dipasangnya combat management system serta sistem navigasi yang lebih modern. Sistem ini berpusat pada kemampuan penginderaan jauh melalui radar multi-mode Thompson.
Super Etendard memulai penerbangan perdana nya pada 28 Oktober 1974. Sebanyak 71 unit produksi gelombang pertama Super Etendard dikirimkan ke AL Perancis mulai pertengahan tahun 1978. Jajaran jet tempur Super Etendard kembali berdinas di kedua kapal induk AL Perancis, Foch dan Clemenceau. Sejatinya, sebanyak 100 unit Super Etendard akan dipesan oleh AL perancis pada waktu itu, namun kemudian karena persoalan biaya, jumlah tersebut dikurangi oleh pemerintah Perancis.
Taring Super Etendard
Selain diperlengkapi dengan kanon internal kaliber 30 milimeter, Super Etendard juga diperlengkapi dengan kemampuan untuk membawa dan meluncurkan berbagai persenjataan canggih melalui lima hardpoints yang terpasang dibawah sayap serta dibawah fuselage pesawat. Beragam konfigurasi dapat diterapkan pada pesawat ini diantaranya dua unit rudal Matra Magic AAM, empat unit pod peluncur roket kaliber 68 milimeter dengan kapasitas 18 buah roket di setiap pod peluncurnya, beberapa jenis bom atau dua unit rudal anti kapal Exocet. Beberapa unit bahkan ada juga yang dimodifikasi agar dapat membawa Bom Nuklir Jarak Jauh atau Stand-off nuclear bomb Aerospatiale ASMP.