Peran dari Drone Schiebel Rajawali S-100 yaitu untuk melakukan intai jarak jauh, operasi pada pesisir pantai, pendukung misi, perlindungan konvoi, pengamanan serta pengawasan multisensor, antipenyelundupan, penjagaan perbatasan serta SAR. Dilihat dari kemunculannya, drone S-100 mulai beroperasi pada tahun 2006.
Semenjak diluncurkan, Drone Schiebel Rajawali S-100 ini memang cukup laris di pasaran sipil maupun militer. Salah satu penggunanya adalah Satuan Penjaga Pantai Kanada, AL Inggris, AL Perancis, AL Afrika Selatan, AL Italia, dan dikabarkan juga diminati oleh AL Cina. Berbagai macam uji coba sudah sukses dilakukan menggunakan kapal perang AL Australia dan AL Belanda. Pada tahun 2013, Schiebel mengatakan Drone Schiebel Rajawali S-100 sudah bisa diintegrasikan dengan radar maritim, ESM (Electronic Support Measure) serta sensor FLIR (Forward Looking Infrared).
Walaupun jenis resminya adalah UAV (Unmanned Aerial Vehicle), tapi Schiebel S-100 bisa berubah peran menjadi UCAV (Unmmaned Combat Aerial Vehicle), sehingga drone helikopter ini mampu melaksanakan misi pertempuran. Dengan melihat kapasitas payloadnya sekitar 50 kg, maka drone ini bisa disulap untuk bisa menggotong dua unit rudal, yaitu LMM (Lightweight Multirole Missile) buatan Thales Air Defence.