Jika kita lihat ke Negara tetangga, USV telah digunakan oleh AL Singapura/Republic of Singapore Navy (RSN) semenjak tahun 2005. Drone laut USV itu adalah Protector USV, pabrikan Rafael Advanced Defense Systems. Berseberangan dengan desain Bonefish, Protector dirancang dari dasar lambung RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Varian awal Protector USV dikeluarkan pada tahun 2004, pada varian ini memiliki panjang 9 meter, lebar 3,2 meter dan tinggi 4,5 meter.
Pada varian pertama drone laut Protector USV membawa single diesel engine dan water jet propulsion, kecepatan maksimal Protector mencapai 50 knots (92,6 km/jam). Dengan berat totanya 4 ton, membuat drone ini tak terlalu susah untuk dipindahkan menggunakan trailer. Varian pertama inilah yang sampai saat ini dioperasikan oleh AL Singapura untuk melaksanakan patroli perbatasan, perlindungan obyek vital serta counter terorism. Layaknya sebuah drone, secara otomatis tidak ada risiko bagi keselamatan awak kapal.
Berbekal sensor dan komponen elektronik pada USV ini berteknologi plug and play, Rafael mengizinkan user untuk memakai Protector pada misi kombatan maupun misi non lethal. Pada misi kombatan, Protector USV bisa menggotong rudal Spike LR, tapi standarnya adalah senapan mesin yang dipasang dalam Mini-Typhoon stabilized remotely controlled.
Dalam modul RCWS ini, USV Protector bisa dilengkapi mulai dari senapan mesin berkaliber 7,62 mm, senapan mesin berat 12,7 mm, atau bahkan pelontar granat otomatis 40 mm. Singapura dikabarkan menggunakan varian FN GPMG (General Purpose Machine Gun) 7,62 mm pada Protector-nya. Sedangkan untuk misi non lethal, Protector bisa menggunakan remote controlled water canon system.