Jika dilihat dari silsilahnya, label Bren berasal dari kata Brno, nama sebuah kota di Cekoslowakia, dimana senjata Zb vz. 26 pertama kali dirancang, dan Enfield, nama daerah di Inggris tempat dibangunnya pabrik senjata Royal Small Arms Factory. Sama halnya seperti RPD, Bren juga berkaliber 7,62 mm, perbedaannya RPD mengadaptasi amunisi berkaliber 7,62 x 39 mm, sedangkan Bren mengadaptasi kaliber NATO, yaitu 7,62 x 51 mm. Umurnya sudah tua, tapi masalah kinerjanya masih terbilang bagus, membuat senjata yang sudah menjadi penghuni museum ini masih bisa digunakan. Terlebih lagi amunisi Bren sudah dikenal di kalangan TNI, dilihat dari kalibernya, amunisi Bren hampir sama dengan yang dipakai pada FN MAG GPMG (General Puspose Machine Gun), itu artinya dari segi persediaan tak menjadi masalah karena amunisi telah diproduksi oleh PT Pindad.
Bren memang terbilang cukup berbobot, bisa dikatakan tak ergonomis bagi postur orang Indonesia. Sama halnya Bren MkI yang memiliki berat kosong 10,3 kg, sedangkan jika beramunisi mencapai 11,25 kilogram, jenis lainnya yaitu Bren MkII/MkIII yang mempunyai bobot yang lebih ringan yaitu 8,7 kilogram berat kosong dan 9,75 kilogram beramunis. Panjang dari Bren Mk II/Mk III ini sekitar 1,1 meter, sedangkan varian MkI mempunyai panjang 1,2 meter. Panjang larasnya sekitar 63 cm.