Sedemikian hebatnya RM70, alutsista ini selalu menjadi andalan dalam tiap latihan tempur, termasuk latihan gabungan TNI yang rutin diadakan. Pada sebuah gelar operasi militer untuk menguasai area yang dikuasi musuh, tembakan pertama memang menggunakan tank-tank amfibi yang baru didaratkan pada pantai. Lalu selanjutnya resimen artileri yang akan bertugas. Selain menggunakan meriam Howitzer LG-1 MK II berkaliber 105mm, sudah pasti juga menampilkan peran dari RM70 Grad. Melihat kalau truk platform pembawa RM70 tidak memiliki kemampuan amfibi, pada gelar operasinya RM70 diangkut dari LPD (landing platform dock) menuju pantai dengan menggunakan LCU (Landing Craft Utility).
Resimen Artileri Korps Marinir mempunyai 9 pucuk roket multilaras RM70 Grad. Tapi pada tahun 2016 yang lalu, Batalyon Roket Marinir mendatangkan lagi MLRS varian yang lebih baru, yaitu RM70 Vampire. Pada gelar operasi yang sama, 3 pucuk RM70 Vampire juga menunjukkan uji tembakkannya, tapi RM70 Vampire berperan sebagai pertahanan pantai, yaitu melakukan tembakan roket dari darat ke laut. Latihan tempur laut yang dipimpin oleh Komandan Batalyon Roket-1 Marinir Letkol Marinir Dian Suryansyah juga mengikutkan dua Kompi kesenjataan yakni satu Baterai kendaraan tempur Roket MLRS Vampire, satu Kompi Kavaleri Batalyon Tankfib 1 Marinir, prajurit Brigif 1 Marinir serta Tim dari Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir.