Penggunaan peluncur rudal P-500 Bazalt di bagian haluan menjadi ciri khusus kapal penjelajah ini. Rudal yang berbobot hulu ledak 1 ton ini sudah pasti menjadi momok bagi kapal induk AS, terlebih lagi rudal ini mampu meluncur Mach 2.5 dengan ketinggian 50 – 5.000 meter.
Dari segi pertahanan udara, RNS Varyag juga telah mempersiapkannya dengan baik. Untuk mengantisipasi target dari kejauhan, kapal perang ini menggunakan 64 rudal (8×8) hanud jarak jauh S-300F Fort (NATO menyebutnya SA-N-6 Grumble). Bagi para Russian Fans Boy pasti sangat mengenal sosok rudal ini, ini adalah varian lain dari rudal pertahanan udara S-300, alutsista yang banyak diharapkan mampu memperkuat sistem hanud di Indonesia.
Pihak pabrikan sepertinya ingin benar-benar membuat kapal ini terbebas dari ancaman serangan udara. Tak cukup hanya S-300F, RNS Varyag ternyata juga memiliki hanud jarak pendek (SHORAD/Short Range Air Defence) varian OSA-M (NATO menyebutnya SA-N-4 Gecko), minimalnya membawa 40 unit (20×2) rudal jenis ini yang siap meluncur kapanpun.
Selain rudal, RNS Varyag juga memiliki 1 pucuk meriam jenis AK-130 130mm/L70 dual purpose guns yang terpasang di bagian haluan. Close In Weapon System (CIWS) juga turut andil melengkapi kapal perang Rusia ini, ada juga enam pucuk kanon reaksi cepat berjenis AK-630 enam laras yang mengelilingi body RNS Varyag. Untuk AK-630, TNI AL juga memiliki varian lain dari kanon CIWS ini, yaitu NG-18 pabrikan Norinco, Cina yang terdapat pada KCR (Kapal Cepat Rudal) Clurit Class.