M109A4 sendiri merupakan alutsista yang cukup terkenal, debutnya sudah terlihat sejak Perang Vietnam, Perang Yom Kippur, Perang Iran-Irak, Perang di Sahara, Perang Teluk, Perang Irak, dan yang terakhir digunakan Arab Saudi saat menghadapi Yaman. Di Negara-negara Asia Tenggara, selain Indonesia, ada juga Thailand (20 unit) serta Malaysia (30 unit) yang juga memilikinya. Sayangnya milik kedua Negara itu lebih baru dibandingkan milik Indonesia, Thailand menggunakan seri M109A5 dan Malaysia menggunakan seri M109A6.
Dari segi fire power, M109A4 mengadaptasi jenis L/39 Howitzer M185 berkaliber 155 mm. Jangkauan tembaknya mencapai 18 km, apabila menggunakan RAP (Rocket Assisted Projectile) mampu menjangkau target sejauh 30 km. Sudut elevasi larasnya mampu digerakkan dari -3 hingga 75 derajat
Lalu bagaimana segi kecepatan tembaknya? Dikarenakan masih tergolong manual, maka itu tergantung pada keahlian dari team loadernya. Pada dasarnya jika awak M109 cukup terlatih, maka bisa ditembakkan 4 proyektil per menitnya, tapi untuk tembakan yang berkelanjutan biasanya satu menit hanya satu proyektil. Dalam sekali angkut, kubah M109 mampu memuat 39 proyektil, terhitung 2 copperhead rounds.