Beberapa varian Simba yaitu Reconnaissance Surveillance & Target Acquisition (RSTA), Command & Control, Ambulance, Recovery Vehicle, serta Infantry Carrier Vehicle. Perannya dalam infantry vehicle atau APC (Armoured Personnel Carrier), Simba mampu mengangkut 8 hingga 10 orang infanteri. Pintu keluar serta masuknya pasukan bisa menggunakan rear doors (pintu belakang) serta side doors (Pintu samping). Letak pengemudi ada di samping kiri dari kompartemen mesin. Bagian kemudi juga terdapat palka (roof hatch) serta dilindungi dengan kaca anti peluru.
Mayoritas ranpur varian APC ini dilengkapi kubah bersenjatakan senapan mesin tipe M2HB caliber 12,7 mm atau bisa juga senapan mesin berkaliber 7,62 mm. beberapa Simba juga dipasangi senjata Automatic Grenade Launcher 40 mm (AGL). Bahkan Simba juga bisa dipasang kubah kanon berkaliber 25/30 mm. Dikabarkan kalau pihak industri pernah mengeluarkan prototipe Simba varian FSV (Fire Support Vehicle), varian ini terlihat membawa meriam tipe Cockerill caliber 90 mm, tapi tak pernah masuk ke tahap produksi.
Simba termasuk dalam jenis Light Combat Vehicle didesain oleh industri otomotif dan kedirgantara dari Inggris, yaitu GKN Sankey. Lalu pabrik ini diambil alih oleh Alvis dan kini melebur ke dalam struktur jaringan BAE Systems. Karena buatan Inggris, konsep dasar Simba merujuk pada kendaraan tempur Saxon yang digunakan oleh AD Inggris. Militer Filipina menggunakan sekitar 150 unit kendaraan tempur ini, dan karena dikhususkan untuk militer Filipina, maka perakitannya dilakukan di Filipina, sehingga GKN bermitra dengan perusahaan Asian Armoured Technologies Corporation.