Di tahun 1963 Bell meluncurkan varian UH-1 C. Pada versi ini sebuah peluncur granat aktif (bisa digerakkan) kaliber 40 milimeter juga ditambahkan. Peluncur granat keluaran pabrik General Electric ini menempel pada hidung heli. Selain itu tabung kanon kaliber 20 milimeter juga bisa dibawanya. Dengan firepower yang sedemikian besar, heli ini mampu menebar maut, membersihkan LZ dari VC sebelum kawan kawannya yang menggangkut pasukan mendarat.
Tapi hal ini justru membuat masalah baru yang lain. UH-1 Huey yang ditugaskan menggotong senjata begitu lengkap, kerap kalah cepat dibanding heli yang mesti dikawalnya. Wajar saja, karena beratnya beban yang harus dibawanya. Baru pada tahun 1966 Bell membuat sesuatu yang baru. Bell meramu helikopter serang AH-1 Huey Cobra dengan menggunakan sistem transmisi dan rotor yang sama dengan UH-1, namun secara khusus didesain untuk melakukan serangan. Heli ini dilengkapi dengan berbagai senjata mematikan namun menghilangkan kemampuan angkut pasukannya.
Tak hanya AD saja yang memakainya. Marinir AS juga menggunakan heli yang mampu membawa roket, kanon, dan peluncur granat seberat 3.000 pound ini. Namun dari segi kecepatan hampir dua kali dari seri UH-1. Dengan kemampuan ini Cobra sanggup menukik secepatnya menuju sasaran untuk kemudian lari menghindari balasan musuh.
Kisah Nyata UH-1 Huey Masuk Jebakan di Vietnam

Adanya kawalan gunship bukan berarti menawarkan ancaman yang mengincar. Tak jarang Huey pengangkut infanteri masuk jebakan perangkap musuh. Walaupun daerah pendaratan sudah “dibersihkan” dan “dilembutkan” dari udara. Simak saja pengalaman pilot Huey AD, AS Robert Mason yang telah menghabiskan ribuan jam terbangnya di Vietnam.
Misi Robert Mason terdiri dari sekitar selusih heli membawa pasukan ke sebuah LZ. Dengan formasi tiga Huey angkut pasukan yang datang berbaris dari arah Timur lokasi pendaratan (LZ-Landing Zone) yang begitu sempit. Suasana LZ sangat sepi! Begitu ketinggian mencapai 100 kaki dari atas pepohonan, side gunner dari Huey pertama (call sign: Yellow One) mulai membuka tembakan yang diikuti dua dibelakang. Tujuannya membersihkan dan melembutkan area pendaratan dari VC.
Pepohonan, semak belukar, dan semua tempat yang diduga VC bersembunyi dibabat sapu habis dengan rentetan tembakan M-60. Sukar dipercaya kalau masih ada satu makhluk hidup selamat dari hujan peluru tadi. Saat penyerbuan kavaleri udara dimulai, biasanya beberapa Huey gunship akan mulai membuka tembakan pada jarak 1.000 kaki (sekitar 300 meter). Bahkan kadang dengan jarak yang lebih dekat, yaitu 500 kaki (150-an meter).
Huey gunship yang semula memberi tembakan perlindungan tembakan berhenti beraksi, begitu pasukan berhamburan dari perut heli angkut. Tiba-tiba..tak..tak..tak..tak. Peluru-peluru AK-47 berdesingan menyapu Huey yang sibuh menurunkan pasukan tadi. Tak salah lagi, VC!
“Yellow One go,..go..go!!”, teriak Farris, Komandan Mason melalui radio. Tapi, Huey pertama tak juga kunjung beranjak dari tanah. Walau rotor masih berputar. Secara reflek, Mason pun mengangkat helinya kembali ke udara ditengah hujan tembakan dan teriakan side gunner melihat pasukan yang dibawanya bergelimpangan. Lalu apa yang terjadi dengan heli dibelakangnya (Yellow Three)?. Senasib dengan Yellow One. Huey ini juga tak beranjak dari tempatnya.
