Tuesday, December 3, 2024
HomeAlutsistaPesawat TempurMengenal RIO Pesawat Tempur F-14 Tomcat

Mengenal RIO Pesawat Tempur F-14 Tomcat

Mengenal RIO Pesawat Tempur F-14 Tomcat – HobbyMiliter.com – Pesawat tempur era 60-an hingga 80-an dibekali dengan perangkat radar dan elektronik canggih, sehigga memaksa adanya awak kedua selain pilot yang bertugas mengoperasikan perangkat radar dan segala elektronik canggih tersebut. Hal ini terutama ada di pesawat pesawat tempur milik AL Amerika semacam F-4 Phantom dan F-14 Tomcat yang berkursi ganda. Awak yang duduk di bagian belakang tersebut bukanlah kopilot, mereka disebut sebagai RIO atau Radar Intercept Officer. Contoh RIO yang terkenal adalah Almarhum Nick “Goose” Bradshaw yang gugur dalam latihan.

BACA JUGA :  Indo Defence 2016 : PT Pindad Luncurkan MRAP Sanca

Orang yang bertugas menjadi RIO bukanlah kelas kedua dibanding dengan si penerbang tempur. Justru tanpa adanya RIO yang cakap, si penerbang tempur tidaklah berguna. Berlebihankah? Tidak juga, karena dalam tradisi Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS| posisi RIO (Radar Intercept Officer) memegang peran amat penting di medan pertempuran. Namun kalau ditelusuri lagi, berharganya nyawa RIO tak lepas utamanya dari konfigurasi penempur F-14 Tomcat yang dioperasikan AL AS.

Seperti diketahui, pesawat tempur F-14 Tomcat menerapkan sistem kursi tandem. Artinya, fungsi dan keputusan penembakan tidak lagi dimainkan sepenuhnya oleh penerbang seperti di F-16 Fighting Falcon atau Su-27 seperti milik kita. Kasarnya, penerbang cukup berurusan dengan bagaimana pesawat bisa take off-landing dan bermanuver secara aman.

BACA JUGA :  Klarifikasi Kedutaan Besar Amerika di Jakarta Atas Penulisan F-16C/D Block 25ID

Sedikit ke era 1960-1980-an, kala itu AL AS amat bergantung kepada armada F-14 dan A-7 Corsair. Keduanya klop berbagi tugas: F-14 bertangungjawab untuk pertahanan udara sementara sobatnya A-7 urusan pemukul sasaran darat. Nah, lagi-lagi karena sistem operasi dan komunikasi pesawat belum rumit, RIO baru direcoki radar dan rudal. Gampangnya, jika layar radar AWG-9 menangkap target, RIO akan menentukan saat yang tepat meluncurkan rudal Phoenix dan AIM-7 Sparrow.

Namun seiring modemisasi Tomcat pada 1996, peran RIO jadi makin berat. Ditangani teknisi andal, dipasanglah pod Lockheed Martin Low Altitude Navigation and Targeting Infrared for Night (LANTRIN). Alat pengendus yang lebih efektif dari Hughes AAS-38B Nighthawk yang juga dipakai F/A-18 Hornet ini memberi kekuatan kepada Tomcat yaitu FLIR.

BACA JUGA :  Video Kapal Teluk Bintuni Angkut Tank

Singkat kata, beginilah tugas RIO hari ini. Bertanggung jawab lebih banyak terhadap komunikasi, radar, sistem persenjataan, termasuk tabung TARPS dan LANTRIN. Selain itu, RIO juga dituntut perhatian ekstra pasang mata lebih tajam.

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

SAUDI-YEMEN-CONFLICT

Arab Saudi Berhasil Cegah Rudal Dari Yaman Menuju Kota Suci Mekkah

2
Hobbymiliter.com - Militan Houthi di Yaman pada hari Kamis, 27 Oktober 2016 menembakkan sebuah rudal balistik menuju kota suci Mekkah, namun berhasil ditangkis oleh...
Lt Col. Reka "Icepack" Budiarsa

Hawk 109 Skadron Udara 12