Wednesday, December 4, 2024
HomeMiliterKisah MiliterOPERATION GIFT, Pembalasan Israel Atas Serangan Pada Maskapainya

OPERATION GIFT, Pembalasan Israel Atas Serangan Pada Maskapainya

Konvoi ini langsung memotong jalur konvensional melewati Lembah Fazreel dan Lembah Zevulun untuk sesaat berkonsolidasi pada titik berjarak 12 km sebelah barat Rosh-Hanikra. Kemudian langsung tancap gas mencapai ketinggian terbang maksimum untuk tidak mengundang perhatian penduduk sepanjang rute perjalanan.

Iring-iringan heli selanjutnya berbelok tajam ke arah timur laut menyusuri tepi pantai agar irit bahan bakar meskipun risikonya tertangkap radar AU Lebanon. Saat mendekati kawasan bandara yang gemerlap disiram cahaya lampu kota Beirut, seluruh heli menurunkan ketinggiannya hingga kurang dari 100 m. Akibatnya pandangan para pilot agar terhalang kabut musim dingin dari Laut Tengah.

Foto api berkobar kobar di Bandara Beirut hasil operation Gift
Foto api berkobar kobar di Bandara Beirut hasil operation Gift

Tepat pukul 21.28, heli berhasil menurunkan pasukan dan ketiga unit pelaksana utama operasi berhasil menjejakkan kaki di landas pacu tanpa kepergok tuan rumah. Tiga puluh dua orang segera berlarian menuju sasaran masing-masing dan mengidentifikasi calon korbannya sebanyak mungkin. Sementara itu pasukan pelindungnya langsung mengambil posisi siap tembak.

Lima menit kemudian giliran helikopter Brigjen Eitan tiba di lokasi sasaran. Operation Gift dimulai!

29 menit 14 Pesawat Hancur Tanpa Kerugian di Pihak Sendiri

Sebagai satuan yang pertama kali mendarat, Unit 2 lebih dulu terlibat kontak senjata dengan pihak Lebanon. Meskipun di sebuah lapangan terbuka sebelah selatan bandara rentetan tembakan menyalak dari berbagai sisi, Unit 2 dapat membungkam dalam tempo singkat. Selagi rekan-rekannya memberi tembakan perlindungan, regu penghancur unit 2 bergegas ke utara melintasi bangunan tempat unit PMK menuju sasaran jatahnya.

Di bawah cahaya terang benderang tampak empat buah pesawat nongkrong di sana. Masing-masing dapat jatah lima kilogram bahak peledak. Tanpa banyak kesulitan dua pesawat berhasil diledakkan. Ketika pesawat ketiga akan diledakkan, mendadak ada tembakan dari arah terminal penumpang. Namun serangan ini toh tak bisa menyelamatkan pesawat tersebut. Selanjutnya, tersisa satu pesawat yang akhimya tak disentuh karena identitasnya tak jelas.

BACA JUGA :  Kurdistan Irak Serukan Referendum Pembentukan Negara Sendiri

Usai menjalankan misi, Unit 2 segera bergerak ke titik “London” ditengah tengah bandara. Ratusan calon penumpang yang ada di terminal terheran-heran melihat begitu banyak pasukan baret merah Israel berlarian ke sana ke mari disertai kilatan api tembakan AK-47. Mendadak terdengar gelegar mengagetkan disertai semburan api ke udara. Dalam hitungan detik, landas pacu sebelah utara diterangi jilatan api warna warni yang membumbung ke angkasa.

Letkol Yairi bersama anak buahnya yang mendarat di kawasan utara landas pacu sebelah barat menemukan 11 pesawat yang terbagi dalam tiga kelompok. Kebetulan lokasinya dekat komplek AD Lebanon yang saat kedatangan Unit 2 lampunya mendadak dimatikan.

Satu regu kecil tentara Lebanon yang menumpang sebuah minibus sempat memberikan perlawanan, namun anak buah Yairi terlampau kuat buat mereka. Dari ketiga kelompok pesawat tadi, salah satunya terdiri dari lima buah pesawat, sementara dua lainnya masing-masing terdiri tiga pesawat. Di lokasi ini Unit 1 menghancurkan 10 pesawat, tiga diantaranya diledakkan secara bersamaan karena letaknya saling berdekatan. Pesawat ke-11 sengaja dibiarkan karena hanya seonggok pesawat C-47 rongsokan.

Kesulitan sempat timbul manakala ada tiga orang awak pesawat Middle Eastern Airlines ngotot tak mau meninggalkan pesawatnya yang telah dipasangi bahan peledak. Ketiganya baru menyerah setelah diancam bakal ditembak di tempat. Karena tempat beraksinya tak jauh dari titik “London”, meski telah rampung Unit 1 tak beranjak dari kedudukannya. Mereka hanya bersiaga menunggu tibanya saat evakuasi.

BACA JUGA :  Perang Elektronika Di Lembah Beka’a

Sesampainya di titik yang ditentukan, Unit 3 segera bergerak menuju jatahnya yang ada di kawasan selatan sepanjang landas pacu timur. Seluruhnya ada empat pesawat. Satu di dalam hanggar sedang lainnya dekat pintu hanggar. Semula keempat pesawat akan segera diledakkan bersamaan memakai rangkaian paket bahan peledak, namun niat ini tiba-tiba diurungkan. Ada puluhan pekerja dalam hanggar yang jika pesawat diledakkan, jiwa mereka akan terancam.

Foto rongsokan pesawat yang diledakkan oleh Sayeret Mat'kal pada Operation Gift
Foto rongsokan pesawat yang diledakkan oleh Sayeret Mat’kal pada Operation Gift

Beberapa anggota Unit 3 sempat berteriak dalam bahasa Inggris dan Arab menyuruh mereka keluar. Namun, para pekerja itu justru panik dan ramai-ramai berkumpul di satu ruangan sambil mengunci pintu. Kapten Negbi yang habis kesabarannya segera memerintahkan peledakan dimulai.

Tetapi entah kenapa ledakan itu tak terjadi. Para pekerja tadi lalu bersorak gembira. Mengapa? Seandainya sampai terjadi ledakan ratusan orang yang ada di bandara – termasuk pasukan Israel — bakal terpanggang hidup-hidup karena temyata salah satu pesawat tangki bahan bakarya baru diisi penuh dan tak lama lagi bakal tinggal landas.

Unit 3 akhimya ditarik mundur menjauhi hanggar menuju ke arah selatan. Kapten Negbi sempat minta izin Brigjen Eitan untuk meledakkan pompa bensin yang ada di timur belakang terminal penumpang tapi ditolak. Unit 3 sebaliknya diperintahkan bergegas menuju titik “London”.

Tak mau kalah dengan koleganya di darat, Letkol Cohen dan rekannya beraksi di udara. Dalam dua kali melintas, mereka menebar 95 buah granat asap dan 20 granat pijar. Akibatnya terjadi kabut asap buatan di seluruh ruas jalan menuju bandara.

BACA JUGA :  Menhan Israel: Jika Hamas Menyerang Kami, Tamat Riwayat Mereka

Sejak awal semua pihak yang terlibat sadar operasi ini memang berisiko tinggi. Apapun dasamya, terlampau lama berada di wilayah musuh jelas sangat riskan. Maka Letjen Bar Lev memutuskan seluruh tahapan operasi harus rampung dalam tempo 30 menit. Kenyataan waktu yang dibutuhkan hanya 29 menit!

Unit yang pertama kali tiba di titik evakuasi ialah Unit 3. Tepat pukul 21.47 dengan diangkut heli Super Frelon mereka bertolak kembali ke Israel. 10 menit kemudian rekan-rekannya menyusul beriringan kembali ke arah selatan memasuki wilayah tanah airnya.

Satu unit pasukan komando AL berikut belasan perahu karetnya yang semula disiapkan di pantai evakuasi cepat-cepat angkat kaki meninggalkan posnya begitu mendengar operasi di darat telah rampung sesuai rencana. Didampingi sebuah kapal torpedo yang selama operasi buah sauh sekitar 1,5 km dari tepi pantai, gugus tugas AL ini tiba kembali di pangkalan Haifa Minggu dinihari 29 Desember 1968.

Dari udara Bandara Beirut tampak terang benderang laksana di siang hari. Jumlah pesawat yang dihancurkan ternyata melebihi rencana semula yang cuma empat buah. Tak seorang pun anggota tim terluka. Seluruhnya 14 buah pesawat (dua buah diantaranya jenis Boeing 707) ludes dilalap api. Nilai kerugian ditaksir berkisar antara 42-44 juta dollar AS. Buah yang dipetik Israel dari aksinya ini ialah jatuhnya sanksi embargo senjata dari Prancis. Presiden Charles de Gaule merasa kehilangan muka di depan koleganya di Timur Tengah karena sebagian besar pesawat dan heli yang dipakai merupakan buatan Perancis.

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

Sejarah Peristiwa Merah Putih di Manado 1946

Sejarah Peristiwa Merah Putih Di Manado 1946

0
Sejarah Peristiwa Merah Putih Di Manado 1946 Demi Kemerdekaan Republik Indonesia - HobbyMiliter.com - Tanggal 14 Februari 1946 merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Manado,...