Pimpinan ABRI langsung melakukan tindakan penebalan pasukan di Jakarta pasca kerusuhan 4 hari, 12-15 Mei 1998. Diantaranya mengerahkan Alvis Scorpion yang belum lama bergabung ke Kavaleri TNI AD. Unit unit scorpion disebar di jalan jalan utama kota Jakarta sebagai kekuatan deteren bagi pelaku kerusuhan. Foto Reuters, 16 Mei 1998.
Sepasukan tentara diatas APC VAB buatan Perancis berpatroli di tanggal 15 Mei 1998 setelah 3 hari penuh kekerasan, penjarahan dan kerusuhan. Patroli ini melewati puing puing kendaraan yang dibakar oleh massa. Jakarta dinyatakan lumpuh selama 3 hari ini dan banyak negara mengungsikan warga negaranya yang tinggal di Jakarta melalui Bandara Soekarno-Hatta. Presiden Suharto memutuskan mempercepat lawatan luar negerinya dan kembali ke Jakarta untuk menangani krisis ini. Foto Reuters, 15 Mei 1998.
Tank Scorpion melakukan rolling thunder di seantero kota, 15 Mei 1998. Selama 3 hari berturut turut 12-14 Mei 1998, kerusuhan berkobar di Jakarta dan di hari ini, 15 Mei 1998 pun masih terjadi beberapa kejadian di penjuru Jakarta. Panglima ABRI telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan pengamanan maksimal dengan mengerahkan satuan satuan tempur di jalanan ibu kota. Foto Reuters, 15 Mei 1998.
Belasan tentara duduk diatas ranpur Cadilac V-150 dalam rangka patroli keamanan kota. Pemerintah memberlakukan jam malam dan mengerahkan pasukan lapis baja berkeliling kota. Kerusuhan yang melanda Jakarta sejak tanggal 12 Mei 1998 telah melumpuhkan kegiatan ekonomi di Ibu Kota Jakarta. Foto Reuters, 15 Mei 1998.
Tidak hanya pasukan kavaleri. Tentara juga menurunkan pasukan buru sergap bermotor yang berpatroli di sepanjang jalan Hayam Wuruk – Gajah Mada. Kawasan Glodok merupakan salah satu sasaran utama massa yang menjarah dan membakar dari tanggal 12 Mei 1998. Foto Reuters, 14 Mei 1998. [Bersambung ke halaman berikut]