HobbyMiliter.com – Foto Foto Pengamanan TNI/ABRI Pada Kerusuhan Mei 1998. Kerusuhan Mei 1998 adalah noda kelam dalam sejarah bangsa kita. Catatan menyebutkan rentetan kerusuhan terjadi sejak kampanye pemilu 1997 telah memanaskan suasana, hingga puncaknya terjadi kerusuhan di 13-15 Mei 1998 di Jakarta menyusul tertembaknya beberapa mahasiswa Universitas Trisakti pada demonstrasi 12 Mei 1998.
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI – sebutan gabungan TNI dan Polri waktu itu dengan memasukkan unsur kepolisian sebagai armed forces) pun melakukan langkah langkah pengamanan untuk mendinginkan suasana ibu kota. Diantaranya adalah mengirimkan pasukan pasukan dari luar Jakarta, semisal Surabaya, untuk mempertebal jumlah pasukan yang ada di ibu kota. Berikut adalah foto foto keadaan pengamanan kerusuhan Mei 1998 yang dihimpun dari berbagai sumber.
Satuan kavaleri mengerahkan kendaraan lapis bajanya untuk mengamankan ibu kota. Pasca kerusuhan Mei 1998, Cadilac V-150 di parkir di depan McDonald Sarinah Plaza, Thamrin. ABRI dalam kondisi siaga satu sementara lebih dari 5000 mahasiswa menyerbu gedung DPR untuk menuntut agar Presiden Suharto mundur. Foto Reuters 18 Mei 1998.
Tank ringan terbaru (waktu itu) TNI AD Alvis Scorpion dilibatkan dalam patroli pengamanan ibukota pasca kerusuhan Mei 1998 di jalanan utama Jakarta. Setelah melewati hari hari penuh dengan kekerasan, 17 Mei 1998 keamanan mulai dirasakan dengan meningkatnya kehadiran militer. Hari ini pihak keamanan menyebutkan sekitar 500 orang telah tewas dalam 3 hari penuh kerusuhan. Foto Reuters 17 Mei 1998.
Pasukan Marinir menjadi sangat populer dikalangan mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Tank amphibi PT-76 buatan Soviet ini diandalkan oleh pasukan Marinir TNI AL untuk melakukan patroli keamanan di seluruh penjuru Jakarta. Hadirnya pasukan Marinir yang dianggap lebih “netral” dan ramah oleh demonstran sehingga mampu mendinginkan suasana. Foto Reuters, 17 Mei 1998.
Rombongan VAB berkeliling kota di 16 Mei 1998. Sehari sebelumnya, Jakarta dilanda kerusuhan dan penjarahan selama 4 hari yang menyebabkan pemerintah memberlakukan jam malam. Berbagai bangunan hancur terbakar dan diperkirakan seratusan orang tewas akibat kekerasan 4 hari tersebut. Foto Reuters, 16 Mei 1998. [Bersambung ke halaman berikut]