C. Jenis Kapal Selam Milik Korea Utara
HobbyMiliter.com – Mengintip Armada Kapal Selam Korea Utara. Pada medio tahun 2001, Korea Utara diperkirakan mengoperasikan sebanyak 52 hingga 67 unit kapal selam diesel elektrik. Angka ini terdiri dari 4 unit kapal selam kelas Whiskey (yang juga pernah dioperasikan oleh ALRI pada medio 1960-an) yang dibeli dari Uni Sovyet, serta kapal selam kelas Romeo yang dibeli dari China. Sebanyak 7 unit kapal selam kelas Romeo dikirimkan dalam bentuk jadi, sedangkan unit – unit lainnya dikirimkan dalam bentuk terpisah, membuat Korut akhirnya mampu melakukan perakitan kapal selam di dalam negeri. Setiap unit kapal selam kelas Romeo memiliki bobot benaman atau displacement 1.830 ton dalam posisi menyelam atau submerged. Kecepatan maksimal kapal selam ini didalam air ialah 13 knot. Adapun awak yang diperlukan untuk mengoperasikan kapal selam ini yakni sebanyak 54 orang. Kapal selam kelas Romeo dipersenjatai dengan 8 unit tabung peluncur torpedo kaliber 533 milimeter standar dengan dua tabung diantaranya terletak pada buritan kapal.
Meskipun demikian, secara umum kapal selam ini dianggap sudah tidak layak pakai oleh sebagian pihak. Pada tahun 2015, Pentagon mempercayai bahwa Korea Utara masih mengoperasikan setidaknya 70 unit kapal selam dari berbagai tipe dalam jajaran dinas aktif KPN. Sementara itu, sebuah laporan multinasional dalam investigasi kejadian tenggelamnya kapal perang AL Korea Selatan, ROKS Cheonan, menyebut bahwa Korea Utara mengoperasikan sebanyak 20 unit kapal selam kelas Romeo, 40 unit kapal selam kelas Sang-O (‘Shark’) yang merupakan kapal selam dari jenis Coastal Submarine, serta 10 unit kapal selam mini atau midget submarine kelas Yo-no.
Kapal selam jenis Coastal Submarine kelas Sang-O milik Korea Utara memiliki ukuran panjang 111 kaki (34 meter), lebar total 12 kaki (4 meter) dan bobot benaman 275 ton. Di atas air, kapal selam tersebut mampu mencapai kecepatan 7.2 knot. Sementara jika di dalam air, ia mampu dipacu hingga 8.8 knot. Ada dua versi kapal, satu dengan persenjataan berupa tabung peluncur torpedo, sedangkan yang kedua adalah versi dimana tabung torpedo digantikan oleh semacam chamber tempat dimana penyelam komando dapat masuk dan keluar dari kapal selam tersebut. Versi khusus komando ini dirawat oleh KPN namun dimiliki dan dioperasikan oleh sebuah Biro Pengintaian Milik Departemen Maritim Korut.
Sebuah versi lanjutan dari kelas Sang-O, yang disebut Sang-O II berukuran panjang 131 kaki (40 meter) dengan bobot benaman atau displacement antara 350 hingga 400 ton saat menyelam, dan dikabarkan memiliki top speed hingga 13 knot didalam air. Varian kapal kelas Sang-O yang dipersenjatai tabung torpedo, konon tidak hanya mampu membawa torpedo saja, namun juga ranjau laut. Sedangkan versi kapal selam misi khusus komando yang dioperasikan oleh Biro Pengintaian Milik Departemen Maritim Korut diperkirakan mampu membawa 35 hingga 40 orang yang terdiri dari kru dan penumpang.
Sementara itu, Korut juga memiliki sebanyak 10 unit kapal selam midget submarine kelas Yo-no. Desain awal Yo-no dikabarkan diambil dari kapal selam sejenis buatan Iran. Dengan bobot benaman 130 ton saat didalam air, kapal selam kelas Yo-no sanggup meluncurkan 2 torpedo kaliber 533 milimeter dan diawaki oleh 20 orang pelaut. Namun kemampuan ini harus ditukar dengan penurunan kecepatan saat berada didalam air. Kapal selam midget kelas Yo-no sanggup dipacu hingga 11 knot saat di permukaan air, namun kecepatan maksimalnya turun drastis hingga hanya mampu melaju dengan kecepatan 4 knot saat berada didalam air.