Keesokan harinya, kontingen tentara Soviet kembali untuk me-recover tentaranya yang gugur didalam tank. Namun, ketika mereka mulai mencoba menarik tank mangkrak tersebut, kali ini gantian tentara China mulai menembak. Menghalangi usaha para tentara Soviet dan membuat tentara Soviet kembali mundur. Tanggal 21 Maret 1969, Soviet memutuskan untuk menghancurkan saja tank tersebut, mereka mengirimkan demolition team ke tank tersebut namun kembali di pukul mundur oleh China.

Pihak China meneruskan usaha mereka untuk mengambil tank tersebut. Tim angkatan laut dipanggil ke lokasi. Tanggal 28 Maret, tim penyelam Angkatan Laut datang untuk menarik tank tersebut ke garis China. Namun kembali artileri Soviet menyalak, menghalangi upaya mereka. Akhirnya taktik lain dicoba. Tank tidak akan di tarik, melainkan dibongkar ditempat.
Pasukan zeni dikerahkan. Dengan berlindung pada tank dan dilindungi oleh sepasukan sniper, tim zeni perlahan membongkar tank tersebut piece demi piece. Tanggal 2 April, ketika es di sungai tersebut mulai mencair, artileri Soviet mulai menembak kembali. Kali ini ke es di sekitar tank sehingga perlahan tank mulai tenggelam.
Di pihak lain China tetap gigih berjuang membongkar tank tersebut, walau korban berjatuhan. Baik karena artileri, maupun karena hypotermia. Hal ini disebabkan karena minimnya peralatan perlindungan diri dari cuaca membeku yang diberikan oleh PLA kepada tentaranya.
Akhirnya, bagian terakhir tank berhasil diambil pada tangaal 29 April. Keseluruhan bagian pun dikirim ke pabrik tank di Lyshuen untuk diteliti dan direkonstruksi ulang. Namun Soviet belum menyerah. Beberapa hari kemudian mereka mengirimkan agen kolabolator untuk mengebom pabrik tersebut, sayangnya ketahuan dan akhirnya di eksekusi.
Insiden rebutan tank rusak Soviet vs China tersebut dikenal sebagai Zhenbao Island incident, dan tank T-62 tersebut akhirnya menempati tempat istirahat terakhirnya di Museum Militer China. Disisi lain, 59 prajurit Soviet terbunuh dan disisi China 71 prajuritnya terbunuh (menurut catatan China, menurut catatan Soviet, 800 pasukan China yang terbunuh).
Insiden ini juga yang akhirnya membuat China mulai membuka diri kepada Amerika Serikat, perbaikan hubungan Amerika – China yang dimulai dengan Ping Pong Diplomacy dan sebagai hasilnya, Presiden Nixon berkunjung ke China di tahun 1972.