Kemarahan China ini berbuntut panjang. Pada saat Khrushchev melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat di tahun 1959, Mao menuduh Khrushchev membebek ke kapitalis. Dan lebih lagi ketika Krisis Nuklir Kuba di tahun 1962 dimana China menggunakan kesempatan tersebut untuk menduduki wilayah Aksai-Chin milik India di Himalaya dan Soviet memilih berada di pihak India. Akhirnya, ketika perundingan Soviet – Amerika menghasilkan keputusan bahwa Soviet akan menarik semua rudal nuklirnya dari Kuba, Mao beranggapan bahwa Soviet melembek dan memutuskan hubungan persahabatan antara kedua negara. Terlebih setelah sebelumnya Khrushchev menarik sekitar 1200 tenaga ahli dari 200-an proyek pembangunan dan alih teknologi di China.
Selanjutnya, di tahun 1964, Mao menuntut agar Soviet mengembalikan beberapa wilayah yang didudukinya setelah Berjanjian Beijing 1900, antara lain pulau Damanski atau yang pemerintah China sebut sebagai Zhenbao.
Untuk menurunkan ketegangan antara kedua negara komunis, Nikita Khrushchev setuju untuk menyerahkan pulau tersebut dengan harapan, kondisi kedua negara kembali harmonis. Namun, justru Mao sendiri yang kemudian merusaknya, dalam sebuah pidato, Mao berseloroh bahwa dia akan mengirimkan Soviet tagihan atas pendudukan Soviet di Siberia, timur jauh dan semenanjung Kamchatka. Kembali Khrushchev di buat berang dan membatalkan persetujuan penyerahan Damanski kepada China.
Bersamaan dengan itu, baik China maupun Soviet pun memperkuat perbatasannya dengan mulai mengirimkan pasukan penjaga perbatasan dengan jumlah lebih banyak dari biasanya. Walaupun secara teknologi inferior dari Soviet, Mao Zedong percaya bahwa kalaupun terjadi konflik, jumlah tentara China yang “nyaris unlimited” akan mengatasi teknologii canggih Soviet. Mao pun tidak takut akan kekuatan nuklir Soviet, dia berpikir bahwa luasnya wilayah China dan banyaknya populasi China akan membuatnya selamat dari bencana nuklir, kalaupun perang nuklir terjadi. Walaupun begitu, ilmuwan China terus mengembangkan kemampuan nuklirnya secara mandiri, tanpa bantuan Soviet. Hingga akhirnya pada 16 Oktober 1964 berhasil meledakkan bom nuklir pertamanya yang berkekuatan 22 KiloTon di Lop Nur test site.
Semenjak itu, hubungan Soviet vs China semakin memburuk dan memburuk. China melaporkan bahwa populasi sipil mereka diganggu oleh pasukan perbatasan Soviet. Dan penduduk yang berdemo memprotes pendudukan ilegal Soviet ditabrak dan digilas tank tank Soviet.