Akhirnya secara klandestin, Amerika memutuskan membantu sekutunya itu dengan mengirimkan beberapa lusin rudal udara ke udara yang masih baru beroperasi, AIM-9 Sidewinder. Teknisi teknisi USMC dikirim ke Taiwan untuk melakukan beberapa modifikasi agar F-86 Sabre bisa membawa dan menembakkan rudal baru tersebut. Pelatihan pun dilakukan secara amat singkat.

Akhirnya pada tanggal 24 September 1958 sekelompok geombolan MiG-17 lewat diatas F-86 Sabre, tanpa sadar bahwa Sabre yang ini sedang membawa senjata baru. Begitu ekor MiG-17 yang lewat sudah berada didepan, mulai lah pilot pilot Taiwan menembakkan rudal AIM-9 Sidewinder yang kemudian mengincar panas exhaust mesin pesawat lawan. 4 MiG-17 hancur ditembak hari itu. Era baru peperangan udara telah tiba.

BACA JUGA :  Qatar Hibahkan Kendaraan Tempur Storm APC Untuk Mali

Namun Amerika juga sedikit banyak apes di medan perang ini. Salah satu rudal Sidewindernya ditembakkan oleh F-86 Taiwan tidak meledak, namun justru nyangkut di aiframe MiG-17 China yang jadi sasarannya. Maklum, namanya juga rudal baru dengan teknologi yang masih amat sangat baru, jadi masih banyak “sembleb” nya. Oleh China, rudal yang dibawa pulang sebagai oleh oleh pertempuran ini kemudian dikirim ke Soviet dan tidak pakai lama, muncul lah versi KW nya yang diberi kode Vympel K-13 alias rudal AA-2 Atoll. Pada akhirnya China juga mengeluarkan rudal PL-2, yang merupakan KW dari AA-2 Atoll, yang merupakan KW dari Sidewinder.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here