Seperti harapan sang penerbang, Boeing juga sempat mengatakan kalau Indonesia tengah mengkaji untuk pemesanan Poseidon untuk mendukung armada Patmar (Patroli Maritim). Tentunya pilihan yang tepat apabila TNI AU nantinya akan mengoperasikan P-8 Poseidon, bisa dibilang kalau Poseidon merupakan pesawat intai maritim paling canggih, selain pada sistem elektronik sensor serta radar, Poseidon juga mampu mengusung peran dalam situasi pertempuran, salah satu kelebihannya yaitu adanya ruang internal senjata (weapons bay). Senjata yang mampu dibawa pesawat ini juga tergolong mengesankan, contohnya saja seperti rudal anti kapal AGM-84 Harpoon, rudal udara ke permukaan AGM-84H/K SLAM-ER, ranjau laut MK52, torpedo MK54, hingga bom laut (depth charge). Pada intinya Poseidon memiliki kemampuan untuk memburu dan menghancurkan kapal selam. Tak cukup hanya weapons bay, ternyata bagian sayap juga mampu ditempeli pengait senjata.
Kualitas tentuny berbanding lurus dengan harga, dan pastinya harga Poseidon ini juga sangat mahal, yaitu US$201,4 juta per unitnya. Melihat harga yang cukup mahal inilah, terdapat keraguan apakah Indonesia ‘mampu’ memiliki Poseidon. Tetapi jika ada niat serta kemauan, pasti juga ada jalan, seperti pembelian 8 unit helikopter AH-64 Apache mampu dibeli oleh Indonesia menggunakan bantuan kredit ekspor dari Negara AS. AH-64 Apache juga merupakan produksi Boeing, hal ini secara tidak langsung akan memberikan kemudahan Indonesia dalam bernegosiasi harga nantinya.