“Warhead” rudal anti satelit tersebut, dinamakan sebagai kinetic interceptor, menabrak satelit Solwind P78-1 di orbitnya yang berjarak lebih dari 3200 kilometer di ketinggian 555 Kilometer dan dalam kecepatan 21.140 Kilometer per jam. Satelit tersebut pun hancur berkeping keeping dan mengalami reentry sehingga terbakar habis tanpa sisa.
ASM-135 adalah rudal anti satelit bertingkat tiga yang menggunakan bagian dari rudal Boeing AGM-69 Short Range Attack Missile (SRAM) sebagai roket tingkat pertama, roket LTV Aerospace Altair sebagai roket tingkat kedua dan tingkat ketiga adalah “warheadnya” yang menggunakan sensor inframerah sebagai tambahan dari system navigasi yang sudah diset oleh ground crew, untuk menemukan satelit targetnya.
“Warhead” rudal anti satelit ASM-135 sama sekali tidak membawa bahan peledak sedikit pun. Satelit tersebut dibunuh dengan energy kinetic yang dihasilkan dari tabrakan “warhead” ASM-135 tersebut yang meluncur dalam kecepatan sangat tinggi.