Diliputi kesan serba misterius, Soviet memang bisa me-akukan segala cara jika ingin menyusup ke negeri orang. Awan kekuatiran ini pula yang mendorong sejumlah negara lain merancang rudal sejenis. Tak terpaut jauh dari kelahiran Penguin, misalnya, MBB Jerman meluncurkan Rudal Kormoran, BAe Inggris memperkenalkan Sea Skua, Sistel Italia dengan Marte, dan AS dengan AGM-84 Harpoon. Pada dasawarsa 80-an, pentas rudal antikapal kian ramai dengan kemunculan RBS15 buatan Swedia, Gabriel III A/S buatan Israel, dan AS.15 TT dari Aerospatiale (sekarang Airbus).
Walau pada awalnya dirancang untuk kebutuhan sendiri, rudal yang pertama dilansir tahun 1972 ini toh memukau banyak negara. Bukan karena keunikannya mencari sasaran, tetapi lebih pada predikat Penguin Mk I sebagai rudal antikapal fire and forget pertama di wilayah Barat. Fire and forget adalah istilah rudal yang bisa mencari sendiri sasarannya tanpa perlu dibimbing awak pengendali.
Penguin mengandalkan sistem penjejak infra merah resolusi tinggi. Ini artinya, ia akan melacak sasaran menurut kontras suhu dengan lingkungan sekitarnya. Maka, tak heran jika bagian yang biasa dihantam adalah ruang mesin, bagian kapal bersuhu relatif tinggi. Kamera elektro-optis di bagian hidung akan menangkap secara responsif kontras perbedaan suhu tersebut.
Lalu, kalau pun ada keunggulan lain, itu pasti tentang kemampuannya menembus radar pertahanan musuh. Para engineer Norwegia telah membuat Penguin mampu melakukannya karena telah dibekali sistem pengendali elektronis, kontrol inertial, dan kendali sayap yang amat reaktif.