RX-550 diklaim sebagai roket paling besar yang pernah LAPAN kembangkan, yaitu kaliber sekitar 550 mm. Roket ini menggunakan bahan bakar hydroxyl toluen poly butadiene (HPTB) ini yang memiliki daya jangkauan sekitar 533 km dan mampu terbang dnegan ketinggian 150 Km. Roket ini juga bisa mengorbit layaknya satelit dengan panjang sampai 10 meter pada komponen level pertama dan level kedua. Kecepatan maksimumnya berhasil menembus angka Mach 7.67, terlebih lagi roket ini mampu ditumpangi payload hingga 300 kg, yang artinya untuk keperluan militer roket ini mampu membawa hulu ledak yang cukup berat dan berpenghancur tinggi.
Roket dengan diameter 550 meter dan panjang 6 meter ini adalah pengembangan dari roket-roket Lapan yang telah dibuat sebelumnya, seperti RX-420. Roket ini juga bisa digunakan sebagai pendorong (boster) utama untuk roket satelit, sehingga kegunaannya pun masih sangat banyak.
Lapan juga mengajak Ukraina dalam pengembangan RX-550 ini, yaitu bagian nosel roket yang akan dilakukan proses alih teknologi juga. Nosel roket merupakan poin penting pengembangan RX-550 ini. Di tahun 2011 yang lalu, LAPAN melakukan uji terbang dan roket ini ternyata masih belum layak uji terbang. Hal ini karena rancangan komponen nossel pada motor roket yang belum sempurnya.
Kita punya banyak rudal dari negara rusia atupun amerika.. kenapa tidak di tiru aja prosesnya.. saya lihat di youtube banyak anak remaja yg buat roket… kenapa kita masih terkendala saja… banyak tenaga muda indonesia yg menjuarai kontes robot. Banyak orang kita yang ahli komputer banyak orang kita ahli telekomunikasi. Kita punya satelit. kenapa tidak di rekrut saja. Atau di adakan kompetensi membuat roket yg bisa di kendalikan…mungkin ide anak muda lebih brilian..
Maunya yang unik terbarukan orisinil tanpa ikut2an produk negara lain, tapi ya tetap saja negara peniru tetaplah menghasilkan produk tiruan