Telah kita ketahui kalau Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI telah resmi memberikan tanggung jawab kepada Airbus Defence and Space (ADS) untuk mengerjakan proyek satelit militer untuk Indonesia. Tender sebelumnya diikuti oleh Orbital Sciences Corp dari Amerika Serikat, lalu Loral Space Systems, dan juga produsen satelit dari Rusia. Berdasarkan situs kontan.co.id (13/4/2016), Anggaran dana untuk proyek satelit ini kurang lebih US$500 juta, itu belum termasuk harga peluncuran dan asuransi yang bila dijumlahkan bisa mencapai kurang lebih US$300 juta. Harga total dari proyek ini bahkan bisa mendekati US$1 miliar atau kurang lebih Rp1,3 triliun.
Untuk menindaklanjuti hal itu, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Marsekal Muda M. Syaugi pernah berkata, “Proyek ini telah diberikan anggaran sebesar Rp1,3 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016.” Jika sesuai dengan jadwal, maka ADS akan menyelesaikan proyek ini hingga akhir tahun 2018 dan roket serta satelitnya akan diluncurkan di tahun 2019. Kemkominfo sebagai administrator telekomunikasi sudah memberikan wewenang pada Kemhan untuk menjadi operator satelit ini, dan sudah menginformasikannya juga kepada ITU (International Telecommunication Union).