Rudal Chiron mampu meluncur dengan kecepatan mencapai 700 meter/sekon atau Mach 2,4 dengan jarak tembak efektif 7.000 meter untuk target yang berada di udara pada ketinggian 3.500 meter. Pada umumnya Chiron menggunakan system pemandu seperti MANPADS pada jarak dekat, menggunakan sistem Infra-Red yang melacak emisi panas dari target, dilengkapi juga sensor anomali UV (Ultra Violet) untuk keakuratan melacak target. Sistem Interogator IFF (Identification Friend or Foe) juga melengkapi Rudal ini, sehingga mampu membedakan sinyal mana kawan mana lawan.
Chiron hanya membutuhkan waktu 3 detik setelah pelatuknya ditarik, lalu rudal akan melesat setelah kode dari sasaran sudah diterima oleh sistem TDR (Target Data Receiver) pada prosesor yang berada di dalam rudal. Rudal Chiron memakai hulu ledak jenis fragmentasi yang menggunakan sistem sumbu jarak (proximity).
Ketika rudal telah mendekati target, maka antena telemetri kecil yang terletak di ujung rudal akan mentransmisikan sinyal agar rudal meledak pada jarak 1,5 meter dari sasaran. Ledakannya akan mengeluarkan 720 fragmen logam panas dan tajam yang memiliki kemampuan untuk menembus kulit pesawat yang berbahan alumunium.
HAIL VSHORAD !!!! :p middle range SAM is still long long way to go…..anyway i heard one of F-16 at riau crashed 🙁 poor AURI their planes are downed one by one
Jarak rudal terlalu pendek hanya untuk nembak burung saja
Rudal terlalu minim jangkauanya hanya mampu menembak burung karena rata-rata pesawat tempur terbang diatas 10000meter jadi tidak dapat diandalkan buang-buang uang saja.Tolong kalau untuk anti pesawat rudal yang jangkauanya minimal 20 km