Chiron pada awalnya digunakan oleh Korea Selatan untuk membentuk sistem pertahanan udara yang mandiri, melalui proyek KP-SAM (Korean Portable Surface to Air Missile) dengan sandi “Shingung” yang artinya busur dewa. Kurang lebih 8 tahun dihabiskan untuk mengembangkan proyek KP-SAM, hingga pada akhirnya diproduksi dalam skala besar dan diberi nama Chiron. LIG Next1 diberi kepercayan untuk memproduksinya, merupaka cabang dari perusahaan LG yang bergerak di bidang pertahanan.
Rudal Chiron dirancang menggunakan sistem launcher post (pos peluncur) yang dilengkapi dengan tripod, grip sebagai pegangan tangan, lalu sistem optik untuk membidik target, dan juga kursi untuk penembaknya. Rudal Chiron mempunyai bobot kurang lebih 24,3 kg pada tabung peluncur beserta rudalnya. Satu set launcher post cukup dioperasikan oleh penembak, loader, dan pengintai target.
HAIL VSHORAD !!!! :p middle range SAM is still long long way to go…..anyway i heard one of F-16 at riau crashed 🙁 poor AURI their planes are downed one by one
Jarak rudal terlalu pendek hanya untuk nembak burung saja
Rudal terlalu minim jangkauanya hanya mampu menembak burung karena rata-rata pesawat tempur terbang diatas 10000meter jadi tidak dapat diandalkan buang-buang uang saja.Tolong kalau untuk anti pesawat rudal yang jangkauanya minimal 20 km