HobbyMiliter.com – Melirik Anggaran MEF Tahap 2 (periode 2015-2019). Pemerintahan dari Presiden Joko Widodo sudah berjalan hampir 2 tahun. Saat itu juga para pemerhati pertahanan masih cemas dengan keberlanjutan dari program MEF (Minimum Essensial Forces) tahap 2. Sampai saat ini belum ada berita pasti tentang pengadaan alutsista yang baru. Tapi kami memperoleh beberapa data resmi dari Pemerintah mengenai keberlanjutan dari MEF tahap 2.
Data yang didapat berupa rencana anggaran dana yang akan dialokasikan untuk keperluan alutsista di tahun 2015 hingga 2019, data ini didapat dari Bappenas. Pada umumnya, sumber dana ini didapat dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Pinjaman Luar negeri
Dengan jumlah belasan ribu pulau, banyaknya pulau kosong, pemerintah untuk dapat melakukan pengawasan maka mulai dari sekarang melakukan program transmigrasi ke pulau2 kosong dan dipinggiran perbatasan, dengan memperhatikan geografis daerah tersebut, tapi sebelumnya sudah dipersiapkan terlebih dahulu jalan aksesnya dari pemukiman penduduk ke sarana prasarana umum misalnya sekolah, pasar, rumah sakit, yg dapat menampung pesawat yg muat 60-90 orang, dan apabila daerah transmigran ada sungai atau laut, maka dibangun dermaga, yang bisa menamoung setidaknya 3 kapal perang, 1 kapal pelni ukuran kapal motor awu sekaligus terdapat benteng pertahanan dengan membentuk teluk buatan dengan maksud melindungi kapal nelayan dari terjangan ombak dan badai, membangun mercusuar, membangun pos TNI, mess, puskesmas, bungker, paling tidak distandbykan 2 unit pesawat tempur, drone yg dipersenjatai. Bangun sarana dan prasarana pembangkit Listrik arus air laut dan tenaga angin serta tenaga surya, atau mekakukan pengadaan mesin genset yg berukuran besar, membangun depo pertamina mini, menempatkan alat pertahanan udara, menempatkan di beberapa titik peluncur roket, dan menempatkan beberapa RPG Dan peLuncur rudal anti tank serta rudal ralam jumlah besar, membangun shelter, menempatkan kendaraan bermotor yg dipersenjatai, menempatkan arteleri, membangun stasiun satelit darat, bekerjasama dengan service provider telekomunikasi, misalnya Telkom, indosat, dan lain 2 untuk pembanguanan menara pemencar sekaligus penerima jaringan, membangun bengkel persenjataan, sehingga jika ada alutsista yg rusak tdk harus dibawa ke jawa,