Sang jubir menegaskan angka prajurit marinir AS yang ditempatkan disana tidak mengalami perbedaan, tetap 1250 orang.
Pada tahun 2020 nanti, AS akan menempatkan 2500 prajurit di Australia utara. Seharusnya, angka tersebut dijadwalkan akan diterapkan pada tahun ini, namun akhirnya diundur.
Oktober 2016 lalu, kedua negara juga sudah menyepakati investasi gabungan di bidang infrastruktur dan biaya penempatan prajurit selama 25 tahun dengan nilai $1,5 miliar (20 triliun rupiah). Keduanya juga sudah membahas penempatan pesawat pengebom jarak jauh B-1 di Darwin. Gagasan ini sempat membuat Kemenlu Tiongkok khawatir.