“Kami sangat tertarik untuk mempelajari pendekatan sistem antarmuka manusia dengan mesin, termasuk dengan memanfaatkan perangkat genggam. Pendekatan ini akan memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan mengendalikan sistem ALIAS secara lebih sederhana,” ujar manajer proyek ALIAS, Scott Wierzbanowski. Dalam tahapan ujicoba yang akan datang, Wierzbanowski berharap perangkat tersebut akan terpasang pada tujuh jenis pesawat.
Demonstrasi perangkat ini telah tersebar luas di YouTube sejak beberapa hari sebelum Natal. Berikut ini adalah cuplikannya.
Tantangan masa depan yang akan dihadapi oleh DARPA diantaranya adalah melengkapi sistem tersebut ke dalam pesawat berpenggerak sayap baling-baling (rotorcraft), menangani cakupan misi yang lebih luas, dan bereaksi terhadap situasi darurat yang lebih berbahaya.
Sistem demonstrasi konsep ALIAS dirancang oleh Lockheed Martin selaku produsen pesawat Sikorsky dan Aurora Flight Sciences. DARPA mengaku teknologi ini menarik banyak perhatian instansi pemerintah AS, termasuk NASA, US Air Force, US Army, dan US Navy. Mengingat cepatnya pengembangan sistem ALIAS yang hingga saat ini hanya memakan waktu 18 bulan, maka bukan tidak mungkin masa depan dirgantara militer AS akan dikuasai oleh robot.